Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi foto produk (freepik.com/freepik)
ilustrasi foto produk (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Pilih pencahayaan alami yang tepat untuk menonjolkan tekstur produk dan warna yang akurat.

  • Gunakan latar belakang sederhana agar fokus pada produk, serta atur komposisi dengan teknik fotografi dasar.

  • Maksimalkan editing untuk sentuhan akhir yang natural, dan gunakan properti kreatif dari barang sehari-hari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Foto produk yang terlihat mewah gak selalu harus diambil dengan peralatan mahal atau studio profesional. Dengan trik yang tepat, foto dari produk biasa pun bisa naik kelas, terlihat lebih elegan, dan memberikan kesan premium. Rahasianya ada pada detail kecil, mulai dari pencahayaan, latar belakang, hingga komposisi yang rapi. Bahkan, produk yang harganya terjangkau bisa terlihat seperti koleksi brand terkenal kalau eksekusinya pas.

Di era digital seperti sekarang, visual punya peran besar dalam menarik perhatian calon pembeli. Foto produk yang estetik dan profesional bisa membuat orang langsung tertarik, bahkan sebelum membaca deskripsi. Hal ini bukan cuma soal estetika, tapi juga membangun kepercayaan dan citra brand. Kalau sudah terlihat mewah, harga jual pun bisa ikut naik tanpa perlu keluar banyak modal.

1. Pilih pencahayaan alami yang tepat

ilustrasi foto produk (freepik.com/freepik)

Pencahayaan adalah faktor terpenting yang menentukan kesan foto produk. Sinar matahari di pagi atau sore hari biasanya memberikan hasil terbaik karena warnanya lembut dan tidak terlalu keras. Cahaya alami membantu menonjolkan tekstur produk dan memberi efek natural yang nyaman dilihat. Letakkan produk di dekat jendela atau area terbuka, lalu atur sudut agar bayangannya tidak mengganggu.

Kalau kondisi cahaya terlalu terang, bisa memanfaatkan kain tipis atau tirai putih sebagai diffuser agar cahaya lebih merata. Trik sederhana ini mampu menciptakan foto yang terkesan mahal tanpa memerlukan lampu studio. Pencahayaan yang tepat juga membuat warna produk lebih akurat, sehingga calon pembeli tidak merasa tertipu. Perlu diingat, pencahayaan yang konsisten akan membuat hasil foto lebih profesional.

2. Gunakan latar belakang sederhana dan bersih

ilustrasi foto produk (pexels.com/PNW Production)

Latar belakang yang sederhana justru bisa membuat produk terlihat lebih elegan. Warna netral seperti putih, abu-abu, atau beige memberikan kesan minimalis dan tidak mengalihkan fokus dari produk. Menggunakan kain polos, papan kayu, atau kertas foto bisa menjadi alternatif murah meriah yang hasilnya tetap memukau. Pastikan latar tidak berantakan dan bebas dari noda atau lipatan.

Latar belakang yang bersih membuat foto terasa rapi dan mudah di-edit jika ingin ditambahkan teks atau elemen grafis. Teknik ini juga memudahkan produk untuk “berbicara” sendiri tanpa distraksi dari elemen lain. Semakin sederhana latarnya, semakin mewah kesan yang ditampilkan. Prinsipnya, biarkan produk menjadi bintang utama dalam foto.

3. Atur komposisi dengan teknik fotografi dasar

ilustrasi foto produk (freepik.com/freepik)

Komposisi adalah seni menata elemen dalam frame agar terlihat harmonis. Teknik populer seperti rule of thirds bisa membantu menempatkan produk di posisi yang tepat, sehingga foto terlihat lebih proporsional. Jangan takut mencoba sudut pengambilan yang berbeda, misalnya top view untuk makanan atau close-up untuk detail tekstur.

Memberikan ruang kosong atau negative space di sekitar produk juga bisa meningkatkan kesan premium. Hal ini membuat foto terasa lebih lapang dan tidak terlalu penuh. Sesekali tambahkan properti pendukung seperti bunga kering, kain linen, atau cangkir kopi untuk menciptakan cerita visual. Dengan komposisi yang matang, foto sederhana pun bisa terlihat seperti hasil pemotretan profesional.

4. Maksimalkan editing untuk sentuhan akhir

ilustrasi editing foto (freepik.com/DC Studio)

Proses editing adalah langkah yang sering diabaikan, padahal efeknya sangat signifikan. Sedikit penyesuaian pada brightness, contrast, dan saturation bisa membuat foto terlihat lebih hidup. Gunakan aplikasi gratis seperti Snapseed atau Lightroom Mobile untuk mengedit langsung dari ponsel.

Sentuhan editing juga membantu menyesuaikan nuansa foto dengan identitas brand. Misalnya, tone hangat untuk kesan cozy atau tone dingin untuk kesan elegan dan modern. Pastikan hasil edit tetap natural, karena foto yang terlalu dipoles justru terlihat kurang profesional. Editing yang tepat adalah kunci agar foto berbudget minim bisa terlihat seperti hasil fotografer berpengalaman.

5. Gunakan properti kreatif dari barang sehari-hari

ilustrasi foto produk (pexels.com/PNW Production)

Properti tambahan bisa memberi dimensi dan cerita pada foto. Tidak perlu membeli barang mahal, cukup manfaatkan benda di sekitar seperti buku, kain polos, atau tanaman hias kecil. Properti yang dipilih harus relevan dengan produk agar foto terasa selaras dan tidak berlebihan.

Misalnya, untuk produk skincare bisa menambahkan handuk putih dan lilin aroma untuk memberikan kesan relaksasi. Untuk produk makanan, piring sederhana dan sendok kayu bisa membuat foto lebih hangat dan menggugah selera. Kreativitas dalam memanfaatkan properti akan membuat foto terlihat lebih niat dan berkelas tanpa menguras kantong.

Foto produk yang terlihat mewah bukan soal peralatan mahal, melainkan keterampilan dan kreativitas. Dengan pencahayaan yang tepat, latar sederhana, komposisi matang, editing cermat, dan properti kreatif, foto dari budget minim bisa tampil maksimal. Semua tips ini bisa dipraktikkan tanpa perlu pengalaman profesional sekalipun.

Kalau semua elemen berpadu dengan baik, produk akan terlihat lebih berharga di mata calon pembeli. Pada akhirnya, foto yang meyakinkan akan membantu meningkatkan penjualan dan citra brand secara keseluruhan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team