Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tips Berhadapan dengan Emosi Sulit Tanpa Berlarut-larut

ilustrasi wanita (pexels.com/cottonbro studio)

Banyak orang terlalu takut untuk berhadapan dengan perasaan negatif. Terlebih, ketika mereka sering diberitahu bahwa emosi mereka tidak penting, buruk, berbahaya, dan membebani. Kebanyakan orang akhirnya memilih untuk “mengabaikan”, atau membuang jauh-jauh perasaannya sendiri.

Padahal, itu sama sekali tidak menyelesaikan masalah. Cepat atau lambat, emosi-emosi yang dipendam akan meledak dalam berbagai manifestasi yang tidak terduga.

Demi mencegah itu, kamu harus belajar untuk menghadapi perasaanmu sendiri. Berikut lima kiat yang bisa kamu lakukan.

1.Terima dan akui perasaanmu apa adanya

ilustrasi wanita (pexels.com/Mikhail Nilov)

Langkah awal yang harus kamu lakukan ialah, menerima dan mengakui perasaanmu apa adanya—semenyakitkan, semenyebalkan, sesulit apa pun. Ketika terbiasa mengabaikan emosi, kamu tanpa disadari menganggap bahwa emosi harus dihindari dengan cara apa pun.

Sadarkan dirimu bahwa pengabaian bukanlah solusi. Sampai kapan kamu akan membohongi dirimu sendiri? Belajarlah untuk menerima dan mengakui perasaanmu. Kamu bisa mulai dengan menulis buku harian seperti, “Aku hari ini merasa kecewa karena …” Dengan demikian, kamu pun akan belajar mengidentifikasi penyebab atau alasan di balik munculnya perasaanmu.

2. Tidak apa-apa untuk menangis bila perlu

ilustrasi wanita (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu car akita membelenggu emosi adalah dengan menahan tangis. Mungkin kamu terlalu takut dengan penghakiman orang, atau mungkin kamu mengeraskan diri sendiri dengan berpikir bahwa menangis hanya untuk orang lemah.

Menangis pun bagian dari menjadi manusia. Lumrah untuk menangis saat merasa sedih, lelah, kecewa. Itu tidak menandakan kamu lemah, justru kamu kuat karena bisa merangkul setiap emosi negatif yang ada.

3.Jangan terus hibur perasaan itu

ilustrasi wanita (pexels.com/cottonbro studio)

Menangis boleh, tapi harus tahu kapan waktu untuk berhenti. Perasaan negatif yang terlalu lama dihibur akan berkembang menjadi mentalitas korban. Kamu akan selalu memandang dirimu sebagai yang paling sengsara dan merana.

Ingatlah bahwa perasaan tidak mendefinisikan siapa dirimu. Bukan berarti sebab pernah menangis kamu adalah pribadi cengeng, bukan berarti sebab pernah marah kamu adalah pribadi yang pemarah. Ingatlah bahwa keputusan akhir tetap berada di tanganmu.

4.Ceritakan pada orang terdekat

ilustrasi sahabat (pexels.com/Alena Darmel)

Saat perasaanmu menghantam bertubi-tubi sampai rasanya begitu overwhelming, coba cari dukungan orang-orang terdekat. Carilah orang yang kamu percaya, yang kamu tahu bisa memberi saran dan nasihat yang benar.

Bila kamu tahu pikiranmu sudah terlalu penuh, jangan handle sendiri. Sekuat apa pun manusia, masih butuh bantuan dan dukungan sekitar.

5.Berbuat baik pada diri sendiri

ilustrasi wanita (pexels.com/Uriel Mont)

Coba bayangkan ketika ada teman dekatmu yang sedang mengalami guncangan emosi, apa yang akan kamu katakan padanya? Katakanlah itu juga pada dirimu.

Terkadang, kita memiliki ekspetasi yang terlalu tinggi terhadap diri sendiri. Kita ingin diri kita menjadi kuat, berani, dan selalu positif. Akhirnya, setiap perasaan negatif dianggap sebagai “musuh”. Kamu mengritik dan menghina diri sendiri dengan kata-kata pedas.

Di tahun baru ini, yuk komitmen untuk lebih jujur ke diri sendiri. Jadikan dirimu sahabat, rangkul setiap perasaan yang ada. Bagaimana kamu akan kuat menghadapi orang lain, kalau kamu belum beres dengan dirimu sendiri?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us