Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang perempuan sedang bekerja.
ilustrasi seorang perempuan bekerja (pexels.com/Christina Morillo)

Intinya sih...

  • Kamu bisa mengelola emosi tanpa melampiaskannya ke orang lain

  • Kamu peka terhadap perasaan dan bahasa nonverbal rekan kerja

  • Kamu mampu menerima feedback tanpa langsung defensif

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di dunia kerja, kemampuan teknis memang penting. Tapi seiring waktu, banyak orang mulai sadar bahwa yang bikin seseorang bertahan, dipercaya, dan berkembang justru bukan cuma hard skill. Emotional intelligence (EQ) punya peran besar dalam cara kamu menghadapi tekanan, bekerja sama dengan orang lain, dan menyikapi konflik.

Menariknya, orang dengan EQ tinggi sering kali tidak terlihat paling menonjol secara verbal. Mereka justru tampak tenang, dewasa, dan bisa diandalkan. Kalau kamu sering merasa seperti ini di tempat kerja, bisa jadi EQ-mu memang sudah terasah. Berikut ini enam tanda bahwa kamu punya emotional intelligence yang tinggi di dunia kerja!

1. Kamu bisa mengelola emosi tanpa melampiaskannya ke orang lain

ilustrasi seorang perempuan bekerja (pexels.com/Anna Shvets)

Punya EQ tinggi bukan berarti kamu tidak pernah kesal, kecewa, atau lelah. Bedanya, kamu tahu bagaimana cara mengenali emosi itu tanpa langsung meluapkannya. Saat pekerjaan menumpuk atau rekan kerja membuat kesalahan, kamu memilih menahan reaksi impulsif dan memberi dirimu waktu untuk berpikir sebelum bertindak.

Alih-alih meledak atau pasif-agresif, kamu cenderung mencari cara yang lebih sehat untuk merespons. Bisa dengan menarik napas, menunda pembicaraan sampai emosi lebih stabil, atau menyampaikan keberatan dengan bahasa yang profesional. Kemampuan ini membuatmu terlihat dewasa secara emosional dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman secara psikologis.

2. Kamu peka terhadap perasaan dan bahasa nonverbal rekan kerja

ilustrasi diskusi dengan rekan kerja (pexels.com/RF._.studio _)

Orang dengan EQ tinggi biasanya punya kepekaan sosial yang kuat. Kamu bisa menangkap perubahan suasana hati rekan kerja hanya dari nada bicara, ekspresi wajah, atau cara mereka merespons. Saat seseorang terlihat tidak seperti biasanya, kamu menyadarinya, meski tidak selalu langsung bertanya.

Kepekaan ini membuatmu lebih bijak dalam bersikap. Kamu tahu kapan harus bercanda dan kapan harus serius, kapan memberi ruang dan kapan menawarkan bantuan. Tanpa harus menjadi "sok peduli", kehadiranmu terasa menenangkan dan suportif. Di dunia kerja yang penuh tekanan, sikap seperti ini sangat berharga dan jarang dimiliki semua orang.

3. Kamu mampu menerima feedback tanpa langsung defensif

ilustrasi seorang perempuan mendapat kritik (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Mendapat kritik di tempat kerja memang tidak pernah nyaman. Tapi kalau kamu punya EQ tinggi, kamu tidak langsung menganggap feedback sebagai serangan pribadi. Kamu bisa memisahkan antara nilai dirimu sebagai individu dan evaluasi terhadap kinerjamu sebagai profesional.

Alih-alih membela diri atau menyalahkan keadaan, kamu berusaha mendengarkan dengan kepala dingin. Kamu mungkin bertanya untuk memperjelas, mencatat poin penting, lalu merefleksikannya setelah emosi mereda. Sikap ini menunjukkan kedewasaan dan kemauan untuk berkembang. Kedewasaan dan kemauan ini adalah dua hal yang sangat dihargai oleh atasan maupun rekan kerja.

4. Kamu tetap profesional meski tidak menyukai semua orang

ilustrasi berdebat dengan rekan kerja (pexels.com/Yan Krukau)

Punya EQ tinggi tidak berarti kamu harus menyukai semua orang di kantor. Kamu tetap bisa merasa tidak cocok, terganggu, atau lelah dengan tipe kepribadian tertentu. Bedanya, kamu tidak membiarkan perasaan personal itu mengganggu cara kerjamu.

Kamu tetap berkomunikasi dengan sopan, menyelesaikan tanggung jawab, dan menjaga batas profesional. Kamu tahu kapan harus bersikap netral dan kapan harus tegas. Sikap ini membuatmu terlihat dapat dipercaya dan dewasa, karena kamu mampu menempatkan kepentingan pekerjaan di atas konflik pribadi.

5. Kamu bisa menghadapi konflik tanpa membesarkannya

ilustrasi seorang perempuan terlibat konflik (pexels.com/Yan Krukau)

Konflik di tempat kerja hampir tidak bisa dihindari. Namun, orang dengan EQ tinggi tidak menjadikannya drama berkepanjangan. Saat terjadi kesalahpahaman, kamu lebih fokus pada penyelesaian masalah daripada mencari siapa yang salah.

Kamu berani membicarakan isu secara langsung, tapi dengan bahasa yang tenang dan tidak menyudutkan. Kamu juga mau mendengarkan sudut pandang orang lain, meski tidak selalu setuju. Kemampuan ini membantu konflik selesai lebih cepat dan mencegah suasana kerja menjadi canggung atau penuh ketegangan.

6. Kamu tahu kapan harus peduli dan kapan harus menjaga jarak

ilustrasi mengobrol dengan rekan kerja (pexels.com/William Fortunato)

EQ tinggi juga berarti punya batas emosional yang sehat. Kamu bisa empati pada rekan kerja tanpa ikut tenggelam dalam masalah mereka. Kamu peduli, tapi tidak merasa harus selalu menyelamatkan atau menanggung beban emosional orang lain.

Kamu tahu kapan harus membantu dan kapan harus fokus pada dirimu sendiri. Sikap ini penting agar kamu tidak mudah burnout atau kelelahan emosional. Dengan batas yang jelas, kamu bisa tetap hadir sebagai rekan kerja yang suportif tanpa mengorbankan kesehatan mental dan produktivitasmu sendiri.

Itulah 6 tanda bahwa kamu memiliki emotional intelligence yang tinggi di tempat kerja. EQ yang baik membantu kamu bertahan di situasi sulit, membangun relasi yang sehat, dan berkembang secara profesional. Di dunia kerja yang penuh tekanan, kemampuan mengelola emosi sering kali jadi pembeda yang paling menentukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team