TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makan Ratusan Korban, Ini 5 Banjir Paling Mengerikan di Indonesia

Menjaga keseimbangan alam adalah harga mati.

Petugas BPBD Bekasi menggendong Kakek Sihite (90) yang berhasil dievakuasi di kompleks Dosen IKIP, Jatikramat, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (1/1). (IDN Times/ Dini Suciatiningrum)

Bandung, IDN Times – Sejumlah daerah di Indonesia tengah mengalami banjir, setelah tingginya curah hujan dalam beberapa pekan terakhir. Tak hanya Jakarta, daerah di sekitaran Ibu Kota juga mengalami banjir, misalnya Kota Bekasi dan Tangerang.

Banjir merupakan bencana yang terjadi karena beberapa sebab. Di antaranya, sampah yang menumpuk sehingga menghambat aliran sungai, hingga sistem drainase yang tidak dapat menampung debit air sungai.

Pemerintah dari tahun ke tahun terus berupaya mengatasi banjir tersebut. Mafhum, di Indonesia sendiri sebenarnya banjir bukanlah bencana yang baru. Dalam catatan sejarah Tanah Air, inilah lima banjir terparah yang pernah terjadi di Indonesia selama abad 21:

1. Bukit Lawang (2003)

Banjir di Langkat juga menyebabkan akses ke Bukit Lawang amblas (IDN Times/Bambang Suhandoko)

Indonesia pernah berkabung pada November 2003. Ketika itu bulan puasa, dan masyarakat tepi Sungai Bahorok, Bukit Lawang, Sulawesi Utara, tak pernah menyangka bahwa mereka akan diterjang banjir bandang.

Kejadian tersebut sedikitnya menewaskan 200 orang, dan membuat pilu Tanah Air. Banjir diyakini disebabkan oleh kerusakan hutan di sekitar sana, sehingga menghambat daya serap air hujan ke dalam tanah. Saat ini, banjir tersebut tak lagi terulang. Masyarakat, pengusaha, hingga pemerintah, dipandang telah memahami betul fungsi daripada kelestarian hutan.

2. Jember (2006)

IDN Times/Istimewa

Jika banjir bandang Bukit Lawang terjadi pada akhir tahun, banjir bandang di Kabupaten Jember justru terjadi pada awal tahun, tepatnya pada Januari 2006. Banjir bandang Jember tercatat memakan korban meninggal dunia hingga 58 orang.

Ketika itu curah hujan di sekitar Jember memang sangat tinggi. Dalam kondisi seperti itu, masyarakat sekitar Jember tak ada yang memprediksi bahwa Sungai Denoyo juga Sungai Kaliputih akan meluap dan menghantam perkampungan mereka. Tidak hanya pada Januari, tingginya curah hujan bertahan hingga Februari 2006.

Banjir bandang Jember melanda sekitar sebelas kecamatan di Jember, di mana Kecamatan Panti menjadi daerah terparah yang diterpa bencana tersebut. Sebanyak 52 dari 58 korban meninggal dunia berasal dari kecamatan itu.

3. Jakarta (2007)

(Dok. BNPB)

Di antara kota-kota yang tercatat pernah mengalami banjir, DKI Jakarta merupakan daerah yang paling sering diberitakan. Ibu Kota Indonesia ini memiliki tradisi banjir, utamanya di musim penghujan sekitar akhir dan awal tahun.

Namun, banjir yang dialami Jakarta pada 2007 adalah peristiwa yang berbeda daripada sebelumnya. Ketika itu Jakarta benar-benar direndam banjir, dengan tinggi hingga tiga meter.

Peristiwa itu memakan 48 orang korban meninggal dunia. Penyebab utamanya ialah tingginya curah hujan yang membuat 13 sungai di sekitar Jakarta meluap. Banjir tersebut tercatat sebagai banjir terparah yang pernah dialami Ibu Kota.

Ketika itu, selain di Jakarta, banjir juga melanda masyarakat di daerah lainnya hingga memakan korban. Di antaranya ialah 32 orang meninggal dunia di sekitar Jawa Barat dan Banten.

4. Wasior (2010)

Twitter.com/BNPB_Indonesia

Banjir tidak hanya dialami oleh wilayah-wilayah Indonesia barat, melainkan juga di Indonesia timur. Tepatnya pada 2010, wilayah Wasior yang terletak di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, mengalami banjir besar.

Banjir tersebut disebabkan oleh meluapnya air sungai Batang Sala yang memiliki hulu di Pegunungan Wondiwoy. Sungai Batang Sala sendiri meluap karena tak mampu membendung debit air, setelah sebagian besar wilayah Papua Barat mengalami hujan deras dalam dua hari berturut-turut.

Tak hanya itu, sederet penelitian juga menyimpulkan bahwa banjir Wasior terjadi karena kelestarian hutan di sana yang tak dijaga dengan baik. Peristiwa memilukan itu sedikitnya memakan 158 orang korban meninggal dunia, dan 145 orang yang dinyatakan hilang.

Berita Terkini Lainnya