TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rekti ‘The Sigit’ dan Oom Leo Cari Musisi Keren, Ada Hadiah Rp450 Juta

Banyak talenta yang tak terekspos pasar

Rekti Yoewono salah satu juri (Dok. Superlive.id)

Bandung, IDN Times - Para musisi muda dan seniman visual berbakat di Tanah Air akhirnya punya kesempatan emas untuk mengembangkan karier. Bagaimana tidak, ajang kontestasi Dare To Be The Next Superstar (DTBTNS) bakal kembali bergulir tahun ini.

Sejumlah musisi dan visual artist ternama akan menjadi juri ajang yang diselenggarakan oleh Supermusic ini, antara lain vokalis The Sigit Rekti Yoewono hingga Oom Leo Berkaraoke. Tak tanggung-tanggung, di season kedua ini, Supermusic menyediakan total hadiah hingga sebesar Rp 450 juta.

Bagaimana caranya ikut event ini?

1. DTBTNS Season 2 digelar karena tingginya permintaan

Ilustrasi Pianis (IDN Times/Sunariyah)

Perwakilan Supermusic, Nathaniel W. Utomo mengatakan, DTBTNS Season 2 diselenggarakan sebagai jawaban atas tingginya animo peserta di ajang yang sama tahun lalu, yaitu hampir mencapai seribu submissions

Bukan hanya sekadar ajang pencarian bakat, menurut Nathan, DTBTNS Season 2 dirancang menjadi wadah aspirasi, sarana komunikasi, dan berekspresi bagi seniman-seniman muda, khususnya di bidang musik dan visual art.

“Ajang Dare To Be The Next Superstar merupakan radar dari Supermusic untuk mengorbitkan talenta-talenta muda berbakat di bidang musik dan visual art Indonesia, yang sebagian besar belum terekspos dan menemukan pasarnya.”

“Ini sekaligus juga merupakan bentuk dukungan dan terobosan Supermusic bagi generasi muda kreatif Indonesia agar bisa terus berkarya dan membuktikan bahwa pandemi bukan suatu hambatan,” kata Nathan.

2. Rekti dan Oom Leo akan mengurasi karya

Rekti Yoewono (IDN Times/Istimewa)

Menurut Nathan, DTBTNS Season 2 akan bergulir di dua kategori yakni kategori musik dan kategori visual art. Supermusic menempatkan sosok-sosok kompeten dan populer di bidangnya masing-masing. 

Untuk line up juri di kategori musik diisi oleh musisi dan vokalis Rekti Yoewono, penata musik Ronald Steven, dan pegiat musik juga bisnis Nadia Yustina. 

Sedangkan kategori art diisi oleh jajaran seniman visual dan ilustrator papan atas yaitu Oom Leo, Popo Mangun, Hana Madness, Bunga Fatia, dan Streoflow.

“Di season kedua ini ada inovasi dari sisi line up juri, yaitu di kategori visual art kami menambah slot hingga menjadi lima juri. Kelima juri di kategori visual art berasal dari disiplin seni rupa yang berbeda-beda.”

“Ini didasari perkembangan seni visual yang pesat dan dinamis, sehingga perspektif penilaian juri kami harap bisa lebih luas. Sedangkan di kategori musik, panel juri diisi oleh sosok-sosok yang mewakili kompetensi dari sisi musisi, music arranger, dan praktisi industri,” kata Nathan.

3. Apa kata Rekti dan Oom Leo?

Oom Leo (IDN Times/Istimewa)

Pentolan band The Sigit Rekti Yoewono yang kembali didapuk sebagai juri kategori musik menilai DTBTNS Season 2 bakal lebih menarik dan penting untuk diikuti oleh musisi-musisi muda yang belum berhasil mengorbit ke permukaan. 

Menurut musisi rock ini, DTBTNS Season 2 bisa menjadi jembatan bakat-bakat terpendam untuk menampilkan karya-karya mereka dan lebih dikenal publik secara luas.

"Di era digital ini semua orang dimudahkan berkarya dan menampilkan karyanya. Dengan begitu maka dibutuhkan juga sebuah wadah kurasi untuk menjaring talenta-talenta yang menarik dan punya kualitas,” kata Rekti.

Ia bercerita, pada DTBTNS tahun lalu ia dipertemukan dengan talenta muda yang andal-andal. “Dan terbukti juga kalau peserta tahun lalu juga sudah ada yang mulai aktif berkarier dan mulai mandapatkan perhatian dari penyuka musik yang sesuai target market mereka masing-masing," ungkap Rekti.

Sama halnya dengan Oom Leo. Ia menyebut DTBTNS Season 2 bisa menjadi batu loncatan penting bagi seniman visual berbakat untuk mempresentasikan sekaligus meletakan pondasi kuat untuk karya mereka ke mata publik.

Seniman visual multi-platform ini menganggap, dengan adanya konsep kurasi yang menjadi rangkaian proses penjurian di ajang ini merupakan sebuah elemen sakral yang jarang ditemukan dan menjadi nilai plus.

"Di level lokal maupun dunia saat ini, udah gak banyak wadah dan gelaran masif yang menggunakan pola kurasi serta metode penilaian untuk memilih karya-karya yang kelak akan dipresentasikan kepada publik,” tutur pemilik nama asli Narpati Awangga ini.

"Gelaran ini sesungguhnya mencoba merefleksikan ulang beragam prosesi penting tersebut. Bagaimana pun, dunia kesenian masih sangat membutuhkan proses kurasi," ujarnya.

Baca Juga: 5 Game Indie Tahun 2021 yang Patut Diperhitungkan

Baca Juga: 13 Game Indie Rilis Desember 2021, Visualnya Keren Banget

Baca Juga: Suka Buat Musik & Art? Raih Kesempatan Jadi Superstar di DTBTNS 2022

Berita Terkini Lainnya