Misanthropy: Lagu Anyar Joko in Berlin Bagi Penyuka Kesendirian
Sudah diputar 40 ribu kali di Spotify!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Setelah sukses mengorbitkan tujuh singel untuk belantika musik Indonesia, grup musik Joko in Berlin (JIB) baru saja meluncurkan Misanthropy, karya terbaru mereka. Tembang ke delapan ini terdengar berbeda dan mampu mengejutkan pendengarnya.
Joko in Berlin (JIB) merupakan band dream pop indie beranggotakan Mellita Sarah (vocal & song writter), Fran Rabit (bass & song writter), Popo Fauza (keyboard, composer, arranger & music producer), dan Marlond Telvord (drum). Terbentuk di tahun 2016, JIB kerap disebut sebagai band lokal rasa Eropa lantaran alunan musik mereka terinspirasi dari nada-nada beragam genre musik khas Eropa.
Dari tujuh lagu sebelumnya, seperti Ballad of Colors (2018), Senja (2019) dan Pesawat Kertas (2020), Misanthropy memang agak berbeda. Banyak aransemen yang sangat eksploratif dalam lagu baru JIB ini, dengan beat yang meledak-ledak.
1. Misanthropy sebagai cerminan para personel JIB
Misanthropy sebenarnya berkisah tentang seseorang yang pendiam, introvert, dan tak menyukai keramaian dunia di luar jendela kamarnya. Lirik lagu yang dibangun amat mendalam, seperti kata Misanthropy yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti kebencian pada dunia.
Karya terbaru mereka ini sebenarnya merupakan cerminan dari pribadi keempat personelnya. Mereka berempat mengakui bahwa memiliki sifat yang sama, yakni tertutup dan tak ingin terlalu larut dengan hiruk-pikuk dunia.
“Lagu Misanthropy menceritakan bahwa setiap orang punya sisi yang ingin mengunci diri dari dunia, bisa dibilang seperti introvert. Dan ternyata lagu ini cukup relate dengan kondisi sekarang yang sedang dilanda pandemi di mana banyak orang lebih memilih untuk tinggal di rumah dari pada keluar,” ucap Fran Rabit, dalam rilis yang diterima IDN Times Jabar, Senin (27/7/2020).
Maka itu, jangan heran jika lirik lagu dan aransemen yang dirancang Fran Rabit dan Popo Fauza ini akan memberikan pengalaman tersendiri bagi seseorang yang tengah mengisolasi diri.