TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Danilla dan Tulus akan Tampil di The Papandayan Jazz Festival Bandung

Glenn Fredly dan Krakatau Reborn juga akan hadir loh

IDN Times/Galih Persiana

Bandung, IDN Times – The Papandayan Jazz Festival (TPJF) 2019 kembali hadir untuk memanjakan hasrat para penikmat musik jazz di Kota Bandung. Agenda tahunan Hotel The Papandayan yang kali ini digelar pada 3-5 Oktober 2019 itu mengundang sederet musisi kenamaan Indonesia.

Musisi-musisi itu dihadirkan untuk menjawab permintaan berbagai usia. Misalnya, mereka mendatangkan Krakatau Reunion, band orbitan medio 1980-an yang digemari penikmat jazz senior, dan mengundang Tulus, untuk menjawab permintaan kelompok usia milenial.

Bagaimana kesiapan acara tersebut sejauh ini? Siapa saja musisi yang akan meramaikan salah satu festival jazz bergengsi di Kota Bandung itu?

1. Daftar musisi yang akan tampil

instagram.com/glennfredly309

Selain Krakatau dan Tulus, ada pula beberapa musisi terkenal lain seperti Glenn Fredly, Balawan & Friends, D’Cinnamons, Danilla, dan Maliq & D’Essentials. Dengan hadirnya mereka, TPJF 2019 ingin membuktikan diri bahwa agenda rutinnya merupakan festival bergengsi.

Tak hanya itu, Bobby renaldi, General Manager The Papandayan Hotel, mengatakan jika TPJF tahun ini mengundang grup musik jazz asal Belanda, Salamander Big Band. Mereka akan tampil lewat format duet dengan Syaharani.

“Salamander Big Band merupakan grup musik Jazz asal Belanda yang sekarang tengah naik daun,” kata Bobby, dalam jumpa pers yang digelar di Hotel The Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (20/9).

TPJF 2019 juga mendatangkan 57Kustik yang merupakan band jazz fenomenal di Bandung. 57Kustik merupakan grup band jazz yang merupakan musisi jalanan, sebelum dapat manggung di event-event bergengsi seperti TPJF dan Java Jazz.

2. Arti para musisi

Dok. Istimewa

Gitaris juga guru musik jazz Kota Bandung, Venche Manuhutu, mengatakan jika deretan musisi yang dihadirkan TPJF 2019 cukup lengkap. Selain meliputi berbagai usia, musisi-musisi itu punya peran masing-masing sesuai dengan ciri musiknya.

Misalnya Tulus, kata Venche, merupakan musisi fenomenal yang mengambil jalur indie dalam memproduksi karyanya. Namun, karena kualitasnya yang jempolan, Tulus mampu bersaing di pasar musik Indonesia.

“Ada juga Maliq & D’Essentials, yang musiknya lebih ke fussion. Jenis musik itu bisa menjembatani orang yang awalnya tak suka jazz, menjadi suka,” ujar Venche.

3. Pre-event unik khas TPJF

IDN Times/Galih Persiana

TPJF saban tahun punya pre-event yang terbilang unik ketimbang festival-festival jazz lainnya, yakni Interupsi Jazz. Dalam kegiatan yang digelar pada 20,25, dan 27 September 2019 itu, musisi akan ditantang tampil secara live di depan umum tanpa persiapan khusus.

“Biasanya, kan, kita hanya tahu seorang musisi yang sudah siap di atas panggung. Kita tidak pernah tahu bagaimana kesibukan sang musisi di balik performanya. Nah, dalam Interupsi Jazz ini musisi akan ditantang untuk tampil di tempat-tempat keramaian dan mempersiapkan semuanya di depan pengguna jalan,” kata Tyagita R., Marketing Communication Manager Hotel The Papandayan.

Pada 20 September 2019, grup musik yang mendapat tantangan adalah Harra Music dengan tampil di Lobby Hejo Mall Paskal 23. Sementara pada 25 September 2019, 57Kustik akan tampil di Jalan Braga, Kota Bandung. Pada 27 September, gelaran pre-event terakhir TJPF 2019, 5 Petani akan diminta untuk tambil di Lobby Hejo Mall Paskal 23.

“Interupsi Jazz ini sudah menjadi ciri khas kami. Tahun lalu musisi diminta tampil di Jalan Braga dan Asia Afrika,” ujarnya.

4. Kegiatan lainnya, dari eksibisi seni hingga pasar jazz

https://myaccount.google.com/helenastg592

Tak hanya musik yang dapat dinikmati dari event tahunan TPJF ini. Pengunjung juga dapat menikmati suguhan art exhibition dan pasar jazz—yang tak lepas dari sentuhan jazz--selama kegiatan tersebut digelar.

Art exhibition akan diramaikan oleh TERIKAT (Himpunan Mahasiswa Seni Kriya ITB), sementara di pasar jazz pengunjung dapat membeli berbagai jenama lokal untuk kenang-kenangan.

Hari Pochang, musisi senior Bandung, juga menjelaskan bahwa terdapat kegiatan lainnya yang juga menarik untuk dikunjungi para pecinta jazz Indonesia, antara jazz clinic dan jazz movie discussion.

“Dalam Jazz movie discussion, pengunjung akan membedah film John Coltraine karya Denis Junio Quartet. Ini film yang menarik, juga wajib ditelaah lebih dalam,” kata Pochang.

Berita Terkini Lainnya