Bandung Jadi Poros Penjualan Produk Asuransi Digital di Saat Pandemik

Masyarakat yang ikut dalam jasa asuransi masih sedikit

Bandung, IDN Times - Penggunaan jasa asuransi di Indonesia masih terbilang sedikit. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), jumlah tertanggung asuransi jiwa pada kuartal I/2020 me mang naik mencapai 63,97 juta orang. Jumlah tersebut meningkat hingga 20,3 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan kuartal I/2019 sebanyak 53,17 juta orang. Namun jika dibandingkan jumlah warga Indonesia secara keseluruhan jelas masih minim.

Kondisi ini juga terjadi di Jawa Barat termasuk Kota Bandung yang menjadi ibu kota provinsi. Melihat ceruk bisnis yang masih cerah, sejumlah perusahaan asuransi coba menggaet banyak tartanggung, dan hal ini pula dijalankan perusahaan teknologi asuransi, Qoala Plus.

VP of Offline Business Qoala Sugeng Purnomo mengatakan, Bandung mempunyai pasar yang baik karena perekonomian di kota ini tumbuh dengan banyaknya pelaku usaha, perkantoran, hingga retail atau pelaku UMKM.

"Produk asuransi yang diminati di Bandung bersifat retail, di antaranya asuransi untuk kendaraan bermotor serta asuransi properti skala kecil dan menengah," ujar Sugeng, Sabtu (20/2/2021).

1. Targetkan mitra asuransi hingga 1.600 orang

Bandung Jadi Poros Penjualan Produk Asuransi Digital di Saat PandemikIDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Sugeng, perwakilan Qoala Plus di Bandung sebenarnya sudah ada sejak Maret 2020. Namun karena pandemik COVID-19 perkembangan perusahaan untuk menggaet mitra asuransi sangat terbatas.

Pada 2020 pihaknya sudah berhasil mendapatkan 400 mitra dari berbagai sektor usaha termasuk perorangan. Sementara pada 2021, Qoala Plus menargetkan pertumbuhan mitra hingga empat kali lipat atau 1.600.

"Kami optimistis wilayah Bandung bisa mencatatkan peningkatan pendapatan premi sebesar Rp 12 miliar atau tiga kali lipat dari tahun 2020. Ipung juga berharap semakin banyak Mitra Qoala Plus yang bergabung," ujar Sugeng.

2. Sasar sejumlah daerah di luar Bandung

Bandung Jadi Poros Penjualan Produk Asuransi Digital di Saat PandemikIDN Times / Istimewa

Sugeng mengatakan, selain di Bandung, Qoala Plus juga coba menyasar beberapa daerah lain di Jawa Barat seperti Cirebon, Bekasi, Karawang, Subang, Sukabumi hingga Tasikmalaya dalam meningkatkan jumlah mitra dan kesadaran masyarakat akan manfaat asuransi.

Khusus untuk Bandung saja, dia optimistis bisa mencatatkan peningkatan pendapatan premi sebesar Rp12 miliar atau tiga kali lipat dari tahun 2020.

"Tantangan terbesar saat itu yakni berdampaknya daya beli masyarakat untuk membeli asuransi akibat pandemi Covid-19. Meski begitu, dari Rp 50 miliar pendapatan premi yang dikumpulkan Qoala Plus tahun lalu, Bandung menyumbang Rp4 miliar," paparnya.

3. Perusahaan asuransi harus berinovasi manfaatkan teknologi

Bandung Jadi Poros Penjualan Produk Asuransi Digital di Saat Pandemikulasanpena.wordpress.com

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendorong bagi para perusahaan asuransi untuk berinovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kemenkeu RI, Arif Baharudin mengatakan, pasar industri asuransi yang memanfaatkan teknologi informasi sangat terbuka, mengingat Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan pengguna digital tertinggi di dunia.
 
"Di sisi lain rendahnya tingkat penetrasi asuransi mengindikasi luasnya potensi pasar asuransi di Indonesia," kata Arif Baharudin dikutip dari ANTARA.

Menurutnya, pandemik COVID-19 yang berdampak pada pembatasan aktivitas sosial masyarakat harus dipandang juga sebagai momentum untuk perusahaan asuransi mendorong inovasi, di antaranya dengan memanfaatkan teknologi informasi.

4. Dengan teknologi produk asuransi pun bisa semakin terjangkau masyarakat

Bandung Jadi Poros Penjualan Produk Asuransi Digital di Saat PandemikIlustrasi Aset (IDN Times/Mardya Shakti)

Arif menjelaskan bahwa tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 150 juta atau 56 persen dari total populasi pada taun 2019. Sementara itu pengguna media sosial aktif mencapai 150 juta dan pengguna sosial media yang menggunakan mobile phone 130 juta orang.

Indonesia juga memiliki jumlah masyarakat kelas menengah diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat dari 55 juta di tahun 2013, menjadi 135 juta di akhir 2030.

Kehadiran teknologi informasi di bidang finansial juga diharapkan dapat meningkatkan literasi dan juga tentunya informasi terkait asuransi terhadap masyarakat luas. 

"Kehadiran penyedia jasa yang menghadirkan produk asuransi dengan pemanfaatan insurtech diharapkan meningkatkan ketersediaan produk asuransi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, namun dengan harga terjangkau dan kompetitif," terang Arif.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya