Inflasi Jabar di Awal 2024 Sentuh 3,02 Persen 

Penyumbang inflasi ialah makanan, minuman, dan tembakau

Bandung, IDN Times - Inflasi Jawa Barat di Januari 2024 secara tahunan (year on year/YoY) mencapai sebesar 3,02 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,76. Sektor paling memberi pengaruh terhadap kenaikan itu ialah makanan, minuman, dan tembakau.

Adapun inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Subang sebesar 4,90 persen dengan IHK sebesar 108,37, dan terendah terjadi di Kota Bandung sebesar 1,90 persen dengan IHK sebesar 105,00.

1. Penurunan bermula dari industri informasi dan komunikasi, dan jasa keuangan

Inflasi Jabar di Awal 2024 Sentuh 3,02 Persen Pexels

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Marsudijono mengatakan, inflasi YoY terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran.

Adapun kelompok itu yakni makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,51 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,26 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30 persen; dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,98 persen.

Kemudian kelompok kesehatan sebesar 2,69 persen; kelompok transportasi sebesar 0,62 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 4,16 persen; kelompok pendidikan sebesar 1,39 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,51 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,82 persen.

"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen," kata Marsudijono melalui keter Bandung, Kamis (1/2/2024).

2. Neraca perdagangan Desember 2023 Jabar mengalami surplus

Inflasi Jabar di Awal 2024 Sentuh 3,02 Persen Ilusteri perdagangan ekspor dan impor

Sementara itu untuk tingkat inflasi month to month (MtM) dan tingkat inflasi year to date (YtD) di Jabar pada bulan Januari 2024 masing-masing mencapai sebesar 0,15 persen. Sementara, neraca perdagangan Desember 2023 Jabar mengalami surplus dari sisi nilai sebesar 1,80 miliar dolar AS.

"Nilai tersebut ditunjang oleh surplus komoditi nonmigas sebesar 1,94 miliar dolar AS. Sedangkan komoditi migas defisit sebesar 143,83 juta dolar AS," kata Marsudijono.

3. Jabar alami defisit neraca perdagangan dengan China dan Taiwan di 2023

Inflasi Jabar di Awal 2024 Sentuh 3,02 Persen liputan6.com

Dari sisi volume perdagangan luar negeri, Marsudijono mengatakan, pada Desember 2023 terjadi surplus sebesar 259,55 ribu ton, yang disumbang oleh surplus komoditi nonmigas sebesar 456,20 ribu ton. Sedangkan komoditi migas defisit sebesar 196,64 ribu ton.

Marsudijono melanjutkan, dilihat dari transaksi perdagangan nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode Desember 2023, Jabar mengalami defisit neraca perdagangan dengan China dan Taiwan senilai 85,08 juta dolar AS, menurun dibanding bulan sebelumnya yang defisit hingga sebesar 89,02 juta dolar AS.

"Sedangkan perdagangan nonmigas dengan negara utama lainnya menunjukkan surplus. Surplus neraca perdagangan terbesar adalah dengan Amerika Serikat mencapai 447,64 juta dolar AS," kata dia.

Baca Juga: Inflasi Januari 2024 0,04 Persen, Harga Beras Masih Jadi Penyumbang 

Baca Juga: Bey: Sekda Jabar Definitif Berpotensi Dilantik Sebelum/Sesudah Pemilu

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya