Tech Winter dan Burn Rate Jadi Ancaman Startup di Indonesia

Kurangnya pendanaan investor mengancam Startup

Bandung, IDN Times - Pada tahun 2022, seluruh dunia mengalami fenomena tech winter atau kemunduran dalam sektor teknologi. Banyak startup yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan investasi karena adanya ketidakpastian dalam kondisi ekonomi.

Bahkan perusahaan teknologi besar seperti Alphabet (induk perusahaan Google) memberhentikan karyawannya sebanyak 12.000 orang, Amazon sebanyak 8.000 karyawan, dan Microsoft sebesar 10.000 karyawan.

Tahun 2023 juga diguncang oleh berita runtuhnya salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, Silicon Valley Bank (SVB). Diketahui SVB tidak menerima pembiayaan ekuitas apapun, yang mengakibatkan harga saham SVB turun hingga 60%. Ada pula simpanan di bank-bank kecil AS turun $119 miliar (Rs. 1,804 triliun) menjadi $5,46 triliun (Rs. 82,806 triliun) pada minggu 15 Maret.

1. Pendanaan investor berkurang

Tech Winter dan Burn Rate Jadi Ancaman Startup di IndonesiaIlustrasi seorang investor (unsplash.com/AdeoluEletu)

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), tech winter membuat cashflow pendanaan startup digital di Asia turun hingga 60 persen akibat berkurangnya pendanaan dari investor.

Di sisi lain, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan lebih dari 25.000 pekerja di Indonesia menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tahun 2022.

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Dirjen PHI JSK) Kementerian Ketenagakerjaan, Indah Anggoro Putri mengatakan jumlah tersebut berasal dari berbagai daerah dan industri. Salah satu penyebab munculnya tech winter di perusahaan startup adalah fenomena burn rate.

"Kebanyakan startup di Indonesia, terutama yang masih pada tahap awal pengembangan,
melakukan burn rate yang tinggi atau biasa disebut sebagai “bakar uang”. Hal ini disebabkan karena banyak startup yang membutuhkan investasi awal yang besar untuk mengembangkan produk dan layanan, memperoleh pengguna, serta menjangkau pasar," kata dia.

2. Tech winter bukan akhir dari era startup

Tech Winter dan Burn Rate Jadi Ancaman Startup di IndonesiaIlustrasi startup (pexels.com/Startup Stock Photos)

Selain itu, startup juga sering mengalami kesulitan dalam mencapai pendapatan yang stabil dalam waktu singkat. Sehingga, mereka harus terus mengeluarkan biaya untuk menjaga operasi bisnis dan mengejar pertumbuhan yang lebih cepat.

Dalam konteks tech winter, banyak perusahaan teknologi yang melakukan burn rate besar-besaran dalam upaya untuk memperluas bisnis mereka namun, ketika pendanaan mulai menipis dan investor kehilangan kepercayaan pada perusahaan-perusahaan tersebut, burn rate yang tinggi menjadi tidak terjangkau lagi.

PT Verihubs Inteligensia Nusantara atau biasa dikenal Verihubs adalah salah satu startup rintisan berbasis AI dari Indonesia yang mampu mengelola biaya operasional mereka dengan efektif dan mempertahankan kondisi keuangan yang sehat.

Selain itu, perusahaan yang mampu beradaptasi dengan perubahan di industri teknologi dan tetap mempertahankan posisi pasar mereka, dapat melewati masa sulit seperti musim tech winter dan bertahan dalam jangka panjang.

Verihubs juga berencana untuk mengeksplorasi pasar dan kesempatan baru, serta menjalin kemitraan dengan perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak peluang bisnis. Dengan cara ini, Verihubs mampu mempertahankan kepercayaan pelanggan dan meningkatkan pengalaman pelanggan di tengah kondisi pasar yang semakin menantang.

“Saya rasa fenomena tech winter bukan akhir dari era startup, melainkan fase baru dari startup untuk lebih fokus membentuk value bisnis mereka bisa diterima pasar tanpa harus melakukan burn rate yang tinggi. Kami bersyukur masih relevan di tengah fase ini. Kami akui banyak tantangan dalam menghadapi ini semua, namun kerja keras, inovasi produk, dan komitmen dari seluruh tim Verihubs membuat kami masih eksis hingga sekarang.” ujar Rick Firnando, CEO Verihubs.

3. Kurangi ancaman tech winter dan burn rate

Tech Winter dan Burn Rate Jadi Ancaman Startup di IndonesiaIlustrasi startup (Pexels/Startup Stock Photos)

Dalam kesimpulan, musim tech winter dan burn rate dapat menjadi ancaman yang serius bagi startup. Namun, dengan memprioritaskan monitoring cashflow, mempertahankan pendapatan, memantau tren pasar, dan terus menjaga kepercayaan investor, startup dapat mengurangi risiko dan bertahan di tengah-tengah tantangan ini. Dalam jangka panjang, strategi ini dapat membantu startup untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.

Verihubs adalah perusahaan berbasis Saas (software-as-a-service) yang menyediakan solusi lengkap bagi kepatuhan dan keamanan bisnis digital perusahaan di Indonesia.
Bersama Verihubs, pengalaman pelanggan lebih lancar, operasional lebih efisien, dan keamanan data terjaga karena berbasis teknologi.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya