Genjot Industri Digital dan Konten, PT Telkom Tbk Gandeng Perum PFN

Industri digital dan konten tumbuh pesat di Indonesia

Bandung, IDN Times - Genjot pertumbuhan digital dan konten, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui Telkom Corporate University (Corpu) yang memotori Indonesia Telecommunication and Digital Research Institut (ITDRI) menggandeng Perum Produksi Film Negara (PFN).

Kerjasama ini melihat peluang dan pertumbuhan industri digital serta konten di Indonesia yang terus tumbuh.

Senior General Manager Telkom CorpU sekaligus Chairman ITDRI, Jemy V. Confido mengatakan, potensi bisnis industri digital dan konten sangatlah menjanjikan.

"Market size bisnis digital dan konten itu secara global mencapai Rp2.780 triliun digital content pada 2025, atau tumbuh 5 persen dari capaian 2019 sebesar Rp 2.230 triliun," katanya saat memberikan sambutan dalam webinar ITMLI (Indonesia
Telecommunication & Media Learning Institute) Series 2 "Inspiring Youth : Create The New Opportunity through Digital Media & Content", Kamis, 11 November 2021.

1. Memiliki potensi luar biasa di tengah pandemik

Genjot Industri Digital dan Konten, PT Telkom Tbk Gandeng Perum PFNdok. pribadi/Andrie Kristianto

Menurut dia, jika ditambah valuasi bisnis media, nilainya lebih besar lagi yakni mencapai Rp5.990 triliun. Di era pandemik, bisnis ketiganya (digital, konten, dan media) mengalami konvergensi sehingga malah makin banyak peminatnya.

“Content, creativity, digital, media, itu adalah kata-kata yang sering bercampurbaur dan menghasilkan potensi luar biasa tidak peduli di era pandemik. Maka sangat tepat jika Perum PFN & Telkom Indonesia terus menggali bisnis terkait. Mulai dari membangun talenta, inovasi yang ditopang riset, dan tentu diharapkan menghasilkan produk berbasis ekosistem serta kemandirian negara dengan memanfaatkan teknologi digital ," sambungnya.

2. Menghadirkan kreator konten Raditya Dika dan Creativepreneur Keenan Pearce

Genjot Industri Digital dan Konten, PT Telkom Tbk Gandeng Perum PFNinstagram.com/raditya_dika

ITMLI Webinar Series 2 tersebut menghadirkan kreator konten Raditya Dika dan Creativepreneur Keenan Pearce. Sebelumnya, ITMLI Webinar Series Episode 1 bertajuk Investing in Digital & Creative Industry dengan pembicara Menteri Perdagangan RI 2011-2014, Gita Wirjawan dan Director of Innovation and Entrepreneurship at CIEL SBM ITB, Yulianto Suharto.

Baik Raditya Dika maupun Kienan Pierce, keduanya memberikan paparan presentasi menarik dan membuka sisi kreativitas ratusan audiens pada siang tersebut. Terutama terkait kemampuan menyajikan konten secara atraktif, sekalipun orang menilai hal tersebut sulit dilakukan.

Webinar ini direncanakan dilakukan hingga episode 6 dengan puncaknya adalah ITDRI Festival yang digelar pada Desember 2021 mendatang. Seluruhnya bisa diakses masyarakat Indonesia melalui platform milik Telkom CorpU yaitu myDigiLearn dan Smarteye Virtual Convention Center.

3. Industri konten hampir menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia

Genjot Industri Digital dan Konten, PT Telkom Tbk Gandeng Perum PFNgoogle.com

Dirut Perum PFN Judith J. Dipodiputro mengatakan, perkembangan teknologi yang ada dan pertumbuhan konten yang terus naik telah membuat industri konten hampir menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia sekalipun belum sekuat pangan.

"Oleh karena itu kita perlu segera bergerak secara cepat untuk bisa menunggangi ombak yang terus bergerak dan membesar. Dengan kerjasama Perum PFN dan PT Telkom melalui ITMLI dan ITDRI turut berkontribusi dan berkomitmen untuk
mempersiapkan SDM Indonesia menjadi professional dengan sertifikasi dan kompetensi yang diakui dan dapat diterima di berbagai belahan dunia," katanya.

Menurut dia, hal tersebut juga sejalan visi transformasi Perum PFN untuk menjadi perusahan umum milik negara yang bergerak dalam pembiayaan, produksi, dan perdagangan Hak Kekayaan Intelektual dalam bentuk film dan konten untuk mengisi pasar domestik dan global.

4. Tinggalkan cara lama, ciptakan kreativitas dari diri sendiri

Genjot Industri Digital dan Konten, PT Telkom Tbk Gandeng Perum PFNpexels.com/Ono Kosuki

Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Imam Bustomi mengatakan, sisi kreatif harus dimulai dari diri sendiri.

"Siapapun berhak menjadi master, dan seorang master harus menghasilkan masterpiece. Dan digital transformation ini harus dimulai dari kreativitas individunya, bukan selalu dari teknologinya," katanya.

Menurut Imam, guna meraih potensi bisnis pasar digital, konten, dan media yang demikian gemuk tadi, cara lama harus ditinggalkan. Seperti harus aktif menjadi produsen, merubah pola pikir menjadi digital mindset, mengkreasi produk yang lebih cepat lebih baik, harus mau cepat belajar, serta harus selalu relevan dengan kondisi masyarakat.

"Saya contohkan satu saluran di Youtube yang subscribernya hampir 5 juta, itu kerjaannya hanya review semua jenis sikat gigi. Kurang bagaiman sempit itu, tapi karena disajikan menarik, malah banyak yang menunggu videonya. Jadi, ini tentang bagaimana menyajikannya bukan apa yang disajikan," katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya