BI: Pemulihan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Lebih Cepat

Kebijakan pemerintah dinilai tepat dalam menjaga stabilitas

Bandung, IDN Times - Pemerintah Indonesia terus mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi di Tanah Air meningkat di tengah pandemik COVID-19. Bahkan, sejumlah pakar dan pengamat menilai kebijakan yang diambil pemerintah sudah tepat dan memperkirakan pemulihan ekonomi Indonesia akan lebih cepat dari target.

Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BI) Muhammad Edhie Purnawan mengakui, pandemik COVID-19 yang terjadi di Indonesia membuat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi menurun secara bersamaan. Tetapi, kondisi ini mampu diantisipasi oleh negara dengan sejumlah kebijakan tangguhnya.

"Kebijakan sudah diambil supaya ekonomi lebih tangguh," kata Edhie dalam Web Seminar Nasional BSBI & AFEBI, Senin (3/5/2021).

1. Pemerintah gunakan tiga game changer untuk pulihkan ekonomi Indonesia

BI: Pemulihan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Lebih CepatWakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara. IDN Times/Hana Adi Perdana

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pemerintah telah melakukan berbagai strategi dalam menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia. Salah satunya adalah menggunakan tiga game changer untuk menekan pemulihan ekonomi nasional tahun ini.

Pertama, lewat intervensi kesehatan dengan prpgram vaksinasi nasional. Lalu anggaran APBN akan tetap fleksibel sehingga bisa dijadikan alat pemulihan ekonomi. Fleksibelitas tersebut dua di antaranya mencakup kesinambungan bisnis dan program perlindungan sosial.

Terakhir, reformasi struktural yang didorong melalui UU Ciptaker. Termasuk di dalamnya soal penyediaan lapangan kerja, pemberdayaan UMKM, dan reformasi regulasi.

2. Optimistis pertumbuhan ekonomi menuju positif

BI: Pemulihan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Lebih CepatIlustrasi Pertumbuhan Ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Proses vaksinasi yang dilakukan pemerintah Indonesia juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal itu terlihat dari posisi Indonesia yang berada di peringat ke-9 setelah Prancis.

Game changer tersebut membuat pertumbuhan ekonomi ke depan bakal positif, meskipun pada 2020 sempat minus 2,1%. Belum lagi pada 2021, negara menganggarkan Rp700 triliun untuk program pemulihan ekonomi nasional.

"Mudah-mudahan triwulan I (2021) mendekati positif," ujarnya.

Pihaknya pun berkomitmen meningkatkan peran dan kredibilitas BI. Pihaknya percaya, jika BI lebih transparan maka kebijakannya ke depan akan lebih membawa pengaruh lagi.

3. Bank Indonesia sebut pemulihan ekonomi global lebih cepat dari ekspetasi

BI: Pemulihan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Lebih CepatIDN Times/Yogi Pasha

Sementara itu, Deputi Senior Gubernur BI Destry Damayanti mengatakan pemulihan ekonomi global di masa pandemi ini lebih cepat dari ekspektasi. Hal ini terindikasi dari volume perdagangan dunia yang terus menunjukkan peningkatan.

Dia mengatakan, krisis COVID-19 adalah krisis yang belum pernah dialami sebelumnya. Karena tidak hanya mendorong penurunan ekonomi, tapi juga menciptakan krisis kesehatan dan berhentinya mobilitas secara umum.

"Hal ini mendorong adanya respons kebijakan yang extraordinary secara global, termasuk kebijakan dari bank sentral," katanya.

4. Ekonomi diproyeksikan Tumbuh dikisaran 4,1-5,1 persen di 2021

BI: Pemulihan Ekonomi Indonesia Diperkirakan Lebih CepatIDN Times/Yogi Pasha

Terkait ini, BI menelurkan sejumlah kebijakan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi, antara lain lewat kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. BI juga mengembangkan UMKM, ekonomi dan keuangan syariah, pendalaman pasar keuangan. Kesemuanya dikoordinasikan dengan pemerintah dan instansi lainnya.

Dia mengungkapkan, BI memprpyeksikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,1-5,1% di 2021. Inflasi diperkirakan 3,0 +/- 1.

"Pemulihan ekonomi didukung perbaikan ekonomi global, mobilitas dengan vaksinasi, stimulus fiskal dan moneter, serta dukungan kredit dan pembiayaan dari perbankan. Stabilitas makrokonomi dan sistem keuangan tetap terjalan," katanya.

Menyambung itu, Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro menilai, UMKM optimistis menghadapi triwulan II tahun ini. Seperti triwulan sebelumnya, peningkatan Indeks aktivitas bisnis (IAB) disebabkan oleh aktivitas masyarakat meningkat karena turunnya angka infeksi Covid-19, peningkatan produksi untuk pemenuhan permintaan hari raya, serta sebab-sebab lainnya.

"Pelaku UMKM semakin optimis menyambut triwulan II 2021," katanya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya