Sri Mulyani Khawatirkan Pertumbuhan Ekonomi Q2 2021, Kenapa?

Pemerintah mewaspadai lonjakan kasus COVID-19

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku khawatir terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021. Menurut dia, proyeksi tersebut bisa terganggu lantaran adanya kenaikan kasus COVID-19 selama Juni ini.

"Pada kuartal II 2021 kami tetap berharap ada pemulihan ekonomi yang kuat, tetapi peningkatan COVID-19 yang kuat ini pasti akan memengaruhi proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II," jelas Sri Mulyani dalam rapat kerja Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dengan Komisi XI DPR RI, Senin (14/6/2021).

Kendati demikian, Sri Mulyani masih tetap berharap pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 masih bisa terjaga sesuai proyeksi di kisaran 7,1 hingga 8,3 persen. Sampai saat ini, proyeksi tersebut masih belum berubah mengingat beberapa komponen pendukung terus membaik, terutama selama April dan Mei.

"Kita masih berharap range itu masih terjaga karena komponen-komponen pada kuartal II, terutama April dan Mei sangat kuat," imbuh Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,8 Persen di 2022

1. COVID-19 bisa mengganggu proyeksi pertumbuhan ekonomi

Sri Mulyani Khawatirkan Pertumbuhan Ekonomi Q2 2021, Kenapa?Ilustrasi ekonomi terdampak pandemik COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Namun, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2021 dapat terganggu jika angka penularan COVID-19 tidak dapat ditekan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah memiliki pekerjaan rumah cukup berat untuk membuat angka penularan COVID-19 menurun, setidaknya selama bulan Juni ini.

"Kita berharap tentunya COVID-19 ini bisa menurun, sebab kalau tidak maka akan ada pembatasan-pembatasan aktivitas ekonomi yang bisa membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi terganggu. Ini adalah trade off yang harus dilakukan pada bulan ini," ungkap Sri Mulyani.

2. Perubahan pola lonjakan kasus COVID-19 selama bulan Juni

Sri Mulyani Khawatirkan Pertumbuhan Ekonomi Q2 2021, Kenapa?Ilustrasi Virus Corona. IDN Times/Mardya Shakti

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KSSK tersebut juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk mewaspadai lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi selama bulan Juni. Pasalnya, terdapat perubahan pola dalam lonjakan kasus penularan COVID-19 selama bulan Juni yang merupakan bulan terakhir dalam triwulan II 2021.

"Lonjakan kenaikan COVID-19 tadinya di luar Pulau Jawa, seperti Riau, Sumatera Barat, Kalimantan. Sekarang ini polanya sudah ke Pulau Jawa, tidak hanya di Kudus, DKI Jakarta juga mengalami kenaikan. Di Wisma Atlet, bed occupation rate (BOR) tadinya 16 persen, 29 persen, dan 33 persen sekarang sudah 80 persen. Jadi, kenaikannya luar biasa tinggi," jelas Sri Mulyani.

Baca Juga: Asosiasi Petani Sebut Alasan Sri Mulyani Terapkan PPN Sembako Ngawur

3. Pertumbuhan ekonomi 2021 diproyeksikan maksimal tetap di kisaran 5 persen

Sri Mulyani Khawatirkan Pertumbuhan Ekonomi Q2 2021, Kenapa?Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sementara itu, Sri Mulyani meyakini pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun tetap pada level yang sudah diprediksi sejak awal tahun, yakni 4,5 persen hingga 5,3 persen.

"Keseluruhan tahun mungkin masih akan lebih modest karena kuartal I kemarin sempat mengalami koreksi akibat COVID-19 yang masih meningkat. Kita berharap kuartal III dan IV masih akan terakselerasi," sambungnya.

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 Belum Capai Target, Sri Mulyani Was-was

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya