Rusia Serang Ukraina, Apa Dampaknya buat Ekonomi Indonesia?

Ada ancaman krisis global, tak terkecuali bagi Indonesia

Bandung, IDN Times – Konflik yang melibatkan Rusia dan Ukraina hingga saat ini belum juga usai. Dalam sejarah, ini bukan pertama kalinya kedua negara itu bergesekan, karena sebelumnya konflik antara mereka juga terjadi pada 2014, di mana pemimpin Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, membatalkan pembicaraan kerja sama politik dan perdagangan dengan Uni Eropa.

Ketika itu, keputusan yang dibikin Yanukovych jadi boomerang baginya. Bagaimana tidak, kebijakannya melahirkan demonstrasi besar di Ukraina, yang berbuntut pada penggulingan pemimpin Ukraina pro-Rusia tersebut.

Tak sampai di situ, masih pada 2014, Rusia juga dikabarkan berhasil merebut salah satu wilayah Krimea, Ukraina, yang mana hal ini menyebabkan situasi kedua negara semakin menegangkan.

Sejarah terulang tahun ini. Seperti yang terjadi pada 2014, di mana negara-negara lain menyimpan kekhawatiran atas gesekan kedua negara, tahun ini pun demikian. Tak terkecuali bagi Indonesia, yang berharap kedua negara menemukan titik damai hingga peperangan tak berkepanjangan.

Memang, apa dampak ekonomi yang mungkin terjadi jika kedua negara terus bergesekan?

1. Putin menduga AS ingin mengendalikan negaranya

Rusia Serang Ukraina, Apa Dampaknya buat Ekonomi Indonesia?Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dokumen termasuk dekrit yang mengakui dua wilayah memisahkan diri yang didukung Rusia di Ukraina timur sebagai entitas independen dalam sebuah upacara di Moskow, Rusia, Senin (22/2/2022). ANTARA FOTO/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via REUTERS/aww/sad.

Per Januari 2022, intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah menempatkan lebih dari 127 ribu pasukan di dekat negaranya. Meskipun Rusia berulang kali membantah merencanakan invasi terhadap Ukraina, dan menegaskan bahwa Rusia tidak mengancam negara mana pun, namun tetap saja tindakannya itu bikin banyak pihak waswas.

Relasi Ukraina yang semakin dekat dengan AS dan NATO, juga dinilai menjadi sumber ketegangan dengan Rusia. Rusia khawatir masuknya Ukraina ke NATO bakal menimbulkan ancaman bagi wilayah mereka, di mana Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia dapat menjadi garda depan NATO untuk menyerang mereka.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, pun beberapa kali melontarkan dugaan bahwa memang Amerika Serikat berencana mengendalikan negaranya. Maka, jangan heran jika langkah tegas mesti diambil Rusia agar dugaan tersebut tak terjadi.

2. Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia?

Rusia Serang Ukraina, Apa Dampaknya buat Ekonomi Indonesia?Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (youtube.com/sekretariatpresiden)

Indonesia pun harus mewaspadai dampak konflik Rusia-Ukraina. Menurut pengamat Indef, Dzulfian Syafrian, konflik ini akan berdampak pada naiknya harga minyak dunia yang pengaruhnya berbuntut pada neraca perdagangan Indonesia. Bagaimana tidak, Indonesia tercatat banyak mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Hal ini juga dibenarkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa konflik Rusia-Ukraina membawa dampak langsung ke komoditas energi, gas, maupun minyak, di Indonesia. Konflik ini juga menimbulkan komplikasi bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan.

Sri Mulyani mengatakan, pemerintah akan terus mengawal stabilitas sistem keuangan dalam negeri terutama volatilitas suku bunga, nilai tukar, volatilitas indeks, dan arus modal yang berimbas langsung ke sektor keuangan.

3. Ada kemungkinan krisis gara-gara konflik Rusia-Ukraina

Rusia Serang Ukraina, Apa Dampaknya buat Ekonomi Indonesia?Ilustrasi kenaikan harga minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Bagi Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia dampak perselisihan Rusia-Ukraina akan memengaruhi ekonomi global, tak terkecuali Indonesia. Yang paling dikhawatirkan, kata dia, adalah terjadinya krisis mengingat Rusia merupakan salah satu produsen utama minyak dunia.

“Pemerintah dapat mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan diversifikasi suplai impor bahan bakar minyak (BBM) dengan gas dan batubara, untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak bumi,” kata Johanna, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Jumat (25/2/2022).

Johanna melanjutkan, jika konflik Rusia-Ukraini berlarut-larut, maka kenaikan harga minyak akan berdampak kepada peningkatan inflasi di Indonesia.

“Dari sisi moneter, konflik ini juga akan menekan The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan. Di sini Bank Indonesia perlu memperhatikan kondisi domestik sebelum menaikkan suku bunga acuan, karena dikhawatirkan akan mengganggu pemulihan ekonomi nasional,” kata Johanna.

4. Secara global, konflik Rusia-Ukraina hambat pertumbuhan ekonomi hingga bikin investor khawatir

Rusia Serang Ukraina, Apa Dampaknya buat Ekonomi Indonesia?Anggota tentara Rusia menembakkan peluncur granat berpeluncur roket (RPG) saat latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Jumat (21/1/2022). Foto diambil tanggal 21 Januari 2022. ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Sementara secara global, konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina tentu dikhawatirkan mengganggu berbagai strategi pertumbuhan ekonomi seluruh negara di dunia, yang sedang berusaha untuk bangkit dari pandemi.

Konflik juga dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran aktivitas ekspor dan impor antara Rusia dan negara Eropa lainnya, di mana Ukraina berperan penting sebagai pengikat kedua belah pihak.

Dalam urusan investasi global, konflik ini juga membuat para investor khawatir berinvestasi di sejumlah negara berkembang. Hal ini terbukti dari indeks Dow Jones Industrial Average yang ditutup turun sekitar 1,8 persen, diikuti indeks S&P 500 yang juga anjlok 2,1 persen ke 4.380,3, dan Nasdaq Composite yang terkoreksi turun 2,9 persen ke 13.716,7 pada Kamis (17/2/2022).

Selain itu, bursa Asia juga ikut terkoreksi tajam menyusul Wall Street. Pada Jumat (18/2/2022), indeks Nikkei 225 terpantau anjlok 1,2 persen ke 26.903,6, diikuti oleh indeks Hang Seng yang turut melemah 0,6 persen ke 23.633,7.

Kemungikan terbesar, saat ini investor memilih beralih ke aset safe haven seperti obligasi dan emas yang dinilai lebih aman.

Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Dampak Konflik Rusia-Ukraina ke Ekonomi Global

Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp14.364

Baca Juga: Tolak Perang di Ukraina, Hampir 1.400 Warga Rusia Ditahan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya