Lewat Podcast & YouTube, FinFolk Kembangkan Potensi Pengusaha Rintisan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Perusahaan startup atau rintisan saat ini menjadi tren baru di Indonesia. Berbagai macam startup lokal, mulai dari Traveloka, BukaLapak, hingga GoJek, menjadi fenomena tersendiri bahwa perusahaan lokal mungkin berkembang dengan cepat hingga menyaingi perusahaan asing.
Menurut berbagai data, saat ini terdapat sekitar 1.500 stratup lokal Indonesia. Jumlah itu terus berkembang seiring dengan pengguna internet di Indonesia yang selalu bertambah tiap tahunnya. Dalam kondisi seperti ini, FinFolk masuk sebagai salah satu medium untuk memberi pencerahan terhadap pelaku startup, utamanya bagi mereka yang baru memulai.
1. Apa sebenarnya startup?
Meski sering terdengar, sebenarnya belum semua orang memahami secara betul arti daripada startup itu sendiri. Faktanya, masih banyak yang merasa bingung tentang memilah mana perusahaan berjenis startup dan mana yang bukan. Banyak juga yang beranggapan bahwa startup merupakan perusahaan yang harus berbasis teknologi.
Secara harfiah, startup sendiri adalah rintisan. Jadi bisnis startup dapat dikatakan sebagai bisnis rintisan. Meski terdengar sama dengan definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). startup memiliki banyak perbedaan.
Bisnis startup merupakan sebuah bisnis rintisan yang bertujuan untuk tumbuh lalu menguasai ceruk pasar secara cepat, dan memiliki misi untuk menjadi perusahaan yang besar. Startup juga biasanya mengandalkan teknologi untuk membantu pertumbuhan bisnis, maka tidak salah jika sebagian orang memandang bisnis startup merupakan bisnis yang bergerak di bidang teknologi.
2. Apa yang diperlukan untuk membangun sebuah startup
Nyatanya, mendirikan sebuah startup tidak semudah mendengar kisah sukses para pengusaha startup di Indonesia. Mendirikan bisnis tentu tidak hanya harus mengandalkan pengalaman dan insting pribadi, juga tren yang ada. Lebih daripada itu, para calon pengusaha startup mesti memiliki mentor dengan pengetahuan yang luas.
Menurut Kalin Velicia, Founder dari Finfolk, minat anak muda dalam mendirikan sebuah startup harus disyukuri dan direspons dengan baik oleh para mentor. “Banyak anak muda sebagai pelaku startup mempunyai idealisme yang tinggi, tapi tidak diimbangi dengan pengalaman mengelola sebuah usaha,” katanya, kepada IDN Times Jabar, Selasa (17/11/2020).
3. Didirikan pada 2018, Finfolk Money telah meraih pendanaan
Atas alasan itu, Kalin mendirikan sebuah perusahaan bernama Finfolk Money di mana berperan sebagai media yang berbasis digital untuk menjadi wadah bagi para pelaku startup agar bisa menambah wawasan. Lewat berbagai konten Instagram, Podcast, juga YouTube, Finfolk memang rutin memberikan inspirasi yang mengedukasi penikmatnya dalam mendirikan startup.
Sejak ia dirikan pada 2018, Finfolk kini telah memiliki pasarnya sendiri. Mereka pun telah mendapat pendapaan dari Salt Ventures, sebuah perusahaan pemodal yang rutin berinvestasi pada perusahaan rintisan anyar di Indonesia.
4. Menemukan mentor yang tepat lewat Finfolk
Maka itu, Kalin yakin bahwa kontennya sejauh ini telah memberi kontribusi terhadap perkembangan startup di Indonesia. Finfolk, kata dia, telah menemani para anak muda yang sedang berusaha membangun bisnis startup agar tak berjalan sendirian.
Hingga Selasa (17/11/2020), akun Instagram Finfolk telah diikuti oleh 88,4 ribu followers. Tak hanya itu, YouTube juga Podcast Finfolk Money telah memiliki penikmatnya sendiri.
Selain menawarkan medium baru bagi para pengusaha rintisan, Finfolk juga rutin menggelar workshop yang dapat membuat anak muda, terutama pelaku startup, dapat terus bejalar dan menemukan mentor atau pendamping yang tepat.