PPA akan Perkuat Investasi dan Pengelolaan NPL Himbara pada 2020

Kami lagi berusaha menjadi National Assets Management Credit

Bandung, IDN Times – PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) (PPA) berencana memperkuat investasi dan menambah pengelolaan Non Performing Loan (NPL) bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) pada 2020. Rencana ini diprediksi mampu memperkuat peran PPA sebagai satu-satunya BUMN yang diberikan amanah untuk mengupayakan penyehatan BUMN serta membantu presistemik penyehatan perbankan.

Direkrut Utama PT PPA Iman Rachman mengatakan, berkecimpung dalam pengelolaan NPL sebenarnya bukan hal baru baru perusahaan ini. Sebab beberapa tahun ke belakang pun PT PPA sudah melakukannya, meskipun informasi terkait hal ini tidak dijabarkan secara sporadis.

"Untuk penambahan pengelolaan NPL rencananya akan dilakukan untuk tiga bank Himbara, yaitu Mandiri, BNI, dan BRI untuk menambah asetnya," kata Iman dalam sebuah diskus, Kamis (14/11).

1. Berusaha menjadi National Assets Management Credit

PPA akan Perkuat Investasi dan Pengelolaan NPL Himbara pada 2020Google.com

Iman menuturkan, saat ini PT PPA tengah berusaha menjadi National Assets Management Credit (AMC). Ini merupakan sebuah lembaga khusus untuk menangani kredit bermasalah bank. 

Menjadi AMC memang tidak mudah. Tetapi, PT PPA telah melakukan pekerjaan ini cukup panjang dan mengetahui pola demi pola untuk bisa menangani kredit masalah yang dialami perbankan.

"Jadi mimpi ini sudah dilakukan pelan-pelan, sudah dikerjakan. Ke depan kita lakukan sesuai kemampuan pendanaan," kata Iman.

Menurutnya, saat ini PT PPA pun tidak hanya masuk ke perusahaan sehat atau sektor yang sedang diminati. PT PPA terus mencari peluang sekaligus membantu perbankan dengan menangani NPL-nya.

"PPA perlu kembali ke khitah sebagai perusahaan yang mengelola aset eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”),” ujarnya.

Saat ini PPA sudah memiliki 2 anak perusahaan sebagai hasil pengelolaan NPL Bank Mandiri yaitu PT Bondi Syad Mulia yang bergerak di bidang galvanizing dan PT Rejeki Inti Logam yang bergerak di bidang aluminium. Ke depannya PPA akan menjalin kerjasama dengan bank-bank anggota Himbara lainnya.

2. Tetap memperhitungkan profit

PPA akan Perkuat Investasi dan Pengelolaan NPL Himbara pada 2020unsplash.com/rawpixel

Sementara itu, Direktur Investasi PT PPA Nasrizal Nazir mengatakan, pengambilan bank-bank besar yang saat ini dilakukan pihaknya dalam membantu pencegahan pembengkakan NPL merupakan hal lumrah. Hal tersebut melihat dari sisi komersil di mana perusahaan tetap harus mendapat keuntungan dan sehat secara finansial.

"Kalau harus kerja yang besar (bank besar) dan kerja yang kecil (bank kecil) hasilnya sama, mending ambil yang besar saja," papar Nasrizal.

Meski demikian, setelah bekerjasama dengan sejumlah bank Himbara dan membuat langkah besar dari segi persoalan NPL, PT PPA akan bekerja bersama dengan bank-bank kecil. Dengan pengalaman dalam menangani NPL di perbankan besar, maka skema yang dilakukan nantinya tidak sulit, justru lebih mudah.

3. Total investasi PPA sudah mencapai Rp3,1 triliun

PPA akan Perkuat Investasi dan Pengelolaan NPL Himbara pada 2020IDN Times/Debbie Sutrisno

Hingga kuartal III 2019, total investasi PT PPA sampai dengan triwulan II sebesar Rp3,1 triliun ditambah dengan pipeline triwulan IV tahun 2019 mencapai Rp3,9 triliun. Investasi atau pembiayaan terbesar dilakukan pada sektor infrastruktur melalui anak perusahaan yaitu PT Nindya Karya dan penyertaan saham melalui anak perusahaan yaitu PPA Kapital.

Saat ini PPA memiliki 7 (tujuh) cucu perusahaan di bawah PPA Kapital yaitu PT Duta Mentari Raya (pengelolaan CPO), PT Bondi Syad Mulia (galvanizing), PT Sippa Kemasan International (kemasan food grade), PT Magnesium Gosari International (pupuk berbasis dolomite), PT Matoa Kidung Samudra dan PT Matoa Kidung Bahtera (kapal isap produksi timah) serta PT Rejeki Intilogam Jaya (produksi alumunium batangan atau ingot).

Selain melalui anak perusahaan, PPA juga berinvestasi pada perusahaan produsen polypropylene, perusahaan produsen gas alam, perusahaan pembangkit listrik tenaga minihydro, perusahaan pengolahan produk perikanan, perusahaan transportasi udara (helikopter), perusahaan produsen alumunium dan lainnya.

Baca Juga: Disebut-sebut Bakal Jadi Petinggi BUMN, Ahok Masih Sibuk Ngevlog

Baca Juga: Bakal Jadi Bos BUMN, Ahok Diprediksi Tak Akan Masuk Sektor Perbankan

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya