Pelaku UMKM Perlu Mengasah Skill Manajemen Uang Agar Usahanya Maju

Yuk kembangkan bisnis kamu dengan perkuat manajemen uang

Bandung, IDN Times - Manajemen keuangan menjadi hal krusial dalam membangun sebuah usaha. Dengan manajemen yang baik, maka perkembangan usaha bisa lebih mudah.

Sayangnya, di Indonesia masih banyak pelaku usaha, khususnya UMKM belum memiliki manajemen keuangan secara baik. Padahal, peran pengusaha kecil dan menengah tak dapat dilepaskan dari perekonomian Indonesia, karena menopang perekonomian dalam negeri.

Ketua Prodi Manajemen FPEB UPI Dr. Heny Hendrayati mengatakan, masih banyak pelaku usaha kecil dan menengah yang bahkan tidak memisahkan antara harta pribadi dan usaha. Hal itu membuat usahanya tak berjalan dengan mulus.

Selain itu, banyak pula yang tidak melakukan pencatatan transaksi secara rutin karena kurangnya sumber daya. Beberapa pelaku usaha masih menggunakan cara-cara tradisional dalam hal pencatatan keuangan mereka.

"Bahkan, ada juga yang laporan keuangan sederhana pun tidak," ujarnya dalam diskusi Serbabisa Kelola Keuangan" Rabu (23/9/2020).

1. Jangan campur adukan uang usaha dan keperluan rumah tangga

Pelaku UMKM Perlu Mengasah Skill Manajemen Uang Agar Usahanya MajuIlustrasi uang. IDN Times/Istimewa

Heny menuturkan, manajemen keuangan bukan hanya mengenai pengelolaan uang kas, tetapi juga mencakup bagaimana mengelola kekayaan untuk menghasilkan keuntungan dan manfaat bagi usaha yang sedang dijalankan.

Beberapa hal yang bisa dilakukan pelaku usaha adalah dengan memisahkan uang pribadi dan usaha, membuat pencatatan arus kas, membuat rencana penggunaan uang, mengontrol arus usaha, dan disiplin pada diri sendiri untuk menjalankan hal-hal tersebut.

"Ini hal paling mendasar, sederhana tapi banyak yang kesulitan melakukannya," kata Heny.

Dari data BPS pada 2018, jumlah pengusaha kecil dan menengah di Indonesia mencapai 64,2 juta. Jumlah tersebut menandakan hampir 99,9 persen unit usaha yang ada di tanah air adalah menegah ke bawah. Mereka juga terbukti telah menyerap 97 psen lapangan kerja dan berkontribusi sebesar 60,3 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

2. Disperindag Bandung siap bantu pelaku usaha meningkatkan skil manajemen keuangan

Pelaku UMKM Perlu Mengasah Skill Manajemen Uang Agar Usahanya Majudanafina.com

Berdasarkan pencatatan UMKM Crisis Centre per Maret 2020, ada 3.086 UMKM yang terdampak pandemi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 1.008 berasal dari Jawa Barat. Di sisi lain, terjadi peningkatan jumlah UMKM selama pandemi.

Kepala Bidang Perdagangan Regional dan Luar Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Iim Dewi Mulyani mengatakan, untuk mengelola keuangan semasa pandemi, pelaku usaha disarankan Heny untuk memeriksa sumber pemasukan dan pengeluaran dalam bisnis, merencanakan ulang anggaran dalam arus kas, memisahkan keuangan perusahaan dan keuangan pribadi, melakukan evaluasi atas utang perusahaan, meningkatkan penghasilan, ekspansi, dan memanfaatkan teknologi.

"Kami memiliki berbagai program yang bisa dimanfaatkan pelaku usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan level usaha," kata dia.

Hal itu antara lain dengan memfasilitasi pengembangan e-commerce, pengembangan usaha bagi pedagang formal, Pengembangan Kapasitas Pranata Pengukuran, Standardisasi, Pengujian, dan Kualitas, serta pembinaan industri kecil menengah dalam meningkatkan kemampuan sistem produksi.

3. Pelaku usaha juga bisa memanfaatkan sejumlah aplikasi digital yang sudah ada

Pelaku UMKM Perlu Mengasah Skill Manajemen Uang Agar Usahanya Majupixabay.com/geralt

Sementara itu, Group Head of Micro Business & Ecosystem Youtap Indonesia Edwin C. Perdanaputra mengatakan, berdasarkan riset pemasaran internal yang dilakukan pada Januari 2019 di 3 kota, pelaku usaha kecil dan menengah menginginkan agar melakukan transformasi digital. Dengan demikian, usaha bisa tumbuh, pendapatan pun meningkat.

"Sehingga dibutuhkan perangkat dan aplikasi untuk mencatat transaksi, mengingat harga, tagihan, dan belanja, serta mengontrol usaha tanpa harus datang ke toko," ucap Edwin.

Potensi pendapatan hilang karena kasbon dan barang yang kadaluarsa juga bisa dihindarkan, dengan menggunakan aplikasi yang tepat. Dengan menggunakan Youtap, banyak fitur yang bisa didapatkan. Misalnya digital sales book untuk pedagang, dimana pedagang bisa mengecek transaksi penjualan yang dilakukan sebelumnya.

Catatan tersebut direkap otomatis setiap hari, sehingga pedagang tidak perlu menghitung total penjualan setiap hari. Laporan penjualan juga akan dikirim secara harian melalui WhatsApp atau email.

Di sisi lain, analisa perkembangan usaha jug bisa dilihat secara berkala dengan visual grafis, supaya mudah dilihat. Pedagang juga bisa menentukan promo untuk pembelinya secara mandiri, tanpa harus menunggu dari distributor atau pihak ketiga lainnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya