Mayoritas Muslim, Pasar Modal Syariah di Indonesia Justru Masih Minim 

Millennial jangan takut berinvestasi di sektor ini

Bandung, IDN Times - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menggenjot sosialisasi mengenai pasar modal syariah di Tanah Air. Di Kota Bandung, OJK Regional 2 Jawa Barat melakukannya dalam bentuk pasar modal syariah "goes to office" di Gedung Sate, Selasa(10/9).

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 2 Jawa Barat, Triana Gunawan mengakui, informasi terkait dengan pasar modal syariah di Indonesia memang masih kurang. Kondisi itu terlihat dari minimnya masyarakat yang memanfaatkan instrumen syariah dalam pasar modal yang kalah dibandingkan dengan konvensional.

Padahal, kata Triana, bisnis di pasar modal saat ini sudah bisa dilakukan dengan berbagai investasi termasuk syariah. Karena itu, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, OJK melakukan sosialisasi program edukasi literasi masyarakat melalui penyebaran informasi dan meningkatkan kesadaran khususnya tentang investasi di pasar modal syariah.

"Melalui penyebaran informasi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah investor yang pada akhirnya aktif bertransaksi di pasar modal syariah," ujar Triana, Selasa (10/9).

1. Belum jadi pilihan utama

Mayoritas Muslim, Pasar Modal Syariah di Indonesia Justru Masih Minim IDN Times/Debbie Sutrisno

Indonesia merupakan negara dengan populasi umat muslim terbesar di dunia, namun setelah 42 tahun diaktifkannya pasar modal Indonesia, perkembangan pasar modal syariah masih terasa sangat lamban. Produk-produk investasi syariah tidak otomatis dipilih sebagai pilihan utama investasi oleh investor ketika mereka ingin menanamkan modalnya.

Hal ini juga terjadi pada industri perbankan syariah yang pembagian pasarnya hanya sebesar 5,94 persen dibandingkan perbankan syariah dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) syariah yang hanya 4,30 persen dibandingkan IKNB konvensional.

Menurut Triana, pendalaman pasar modal syariah Indonesia sebenarnya telah dilaksanakan sejak tahun 1997 dengan diterbitkannya produk reksadana syariah pertama, tapi pengembangan sektor ini secara masif baru dimulai pada tahun 2011. Hal ini terlihat dari perkembangan jumlah investor pasar modal syariah meningkat signifikan dari hanya 531 investor pada 2012 menjadi lebih dari 57.314 investor per Agustus 2019.

Per Agustus 2019, proporsi saham syariah yang melantai di Bursa mencapai 58,64 persen dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai 53,16 persen dibandingkan dengan saham nonsyariah. Kemudian, untuk produk pasar modal syariah lainnya masih memiliki pembagian pasar yang kecil dibandingkan dengan produk konvensionalnya, seperti Sukuk Korporasi yang hanya memiliki 6,75 persen pembagian pasar dengan total 144 seri Sukuk Korporasi, Reksa Dana Syariah 9,35 persen dengan total produk yang hanya 12,08 persen dari konvensionalnya, serta Sukuk Negara yang memiliki pembagian pasar hanya 17,91 persen dibandingkan konvensionalnya.

2. Namun permintaan investasi di sektor syariah terus meningkat

Mayoritas Muslim, Pasar Modal Syariah di Indonesia Justru Masih Minim IDN Times/Debbie Sutrisno

Meski belum menjadi pilihan utama, indeks saham syariah turut mencatatkan pertumbuhan yang positif selama lima tahun belakangan. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) mencatatkan pertumbuhan 14,36 persen dan Jakarta Islamic Index (JII) untuk 30 saham syariah paling likuid mencatatkan pertumbuhan 1,67 persen, meskipun pertumbuhan dimaksud masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan indeks konvensional IHSG sebesar 21,07 persen dalam kurun waktu yang sama.

Di sisi lain, telah terdapat 15 perusahaan Sekuritas yang menyediakan Sharia Online Trading System (SOTS) bagi investor syariah, 57 Manajer Investasi, 15 Bank Kustodian, 3 Bank Syariah untuk pengadministrasian Rekening Dana Nasabah, 108 Ahli Syariah Pasar Modal.

Triana menjelaskan, dari segi bisnis proses pasar modal syariah Indonesia telah menjalankan prinsip syariah secara end to end, yang berarti seluruh proses investasi yang dimulai dari pembukaan rekening efek investor, rekening dana nasabah, fasilitas transaksi, instrumen investasi, sampai dengan pelaksanaan transaksi di pasar modal telah memenuhi prinsip-prinsip syariah. Bahkan untuk pelaksanaan transaksi Efek di Bursa Efek Indonesia telah memperoleh fatwa syariah dari DSN-MUI.

"Sehingga tidak ada alasan lagi bagi masyarakat, khususnya umat muslim untuk takut berinvestasi di pasar modal syariah," ujarnya.

Saat ini emiten-emiten yang melantai di bursa juga turut bersaing untuk mendapatkan status saham syariah bahkan sejak dinyatakan efektif dan melantai di bursa, karena akan memperluas basis investor bagi kepemilikan saham mereka.

3. Penggunaan pasar modal syariah seharusnya lebih tinggi

Mayoritas Muslim, Pasar Modal Syariah di Indonesia Justru Masih Minim IDN Times/Arief Rahmat

Menurut Triana, meski sudah mendapat dukungan dari MUI, pangsa pasar modal syariah masih sangat kecil yaitu hanya mencapai sekitar 6,05 persen dari total investor saham nasional. Hal ini bertolak belakang dengan potensi Indonesia sebagai negara penduduk muslim terbesar di dunia. Bahkan seperti provinsi Jawa Barat sebagai provinsi dengan penduduk muslim terbesar di Indonesia dengan porsi 17,56 persen dari total penduduk nasional atau 20,15 persen dari total penduduk muslim nasional.

Dengan mempertimbangkan potensi dimaksud, OJK berusaha lebih mengenalkan pasar modal syariah kepada masyarakat agar meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah. Berdasarkan survei, literasi pasar modal syariah hanya 0,02 persen dengan inklusi hanya sebesar 0,01 persen. Pada sosialisasi ini OJK menekankan bahwa seluruh prinsip di pasar modal syariah telah dipenuhi sehingga investor tidak perlu ragu.

Berdasarkan perkembangan dari data tersebut, OJK saat ini sedang mempersiapkan peta jalan baru bagi pengembangan pasar syariah untuk periode tahun 2020-2024, dengan fokus utama pada peningkatan produk dan investor pasar modal syariah.

"OJK juga akan melakukan relaksasi peraturan serta mempertimbangkan adanya alternatif insentif yang dapat ditawarkan untuk pasar modal syariah," papar Triana.

4. Wagub Uu minta OJK sosialisasikan hal ini hingga kepada para ulama

Mayoritas Muslim, Pasar Modal Syariah di Indonesia Justru Masih Minim m.donomulyo.nukita.id

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta OJK untuk melakukan sosialisasi ke seluruh kabupaten/kota. Terlebih dengan mayoritas penduduk muslim di Jawa Barat (Jabar) seharusnya investasi berbasis syariah diminati.

"Jangan bersifat elitis, sosialisasinya juga harus menyeluruh ke (27) kota/kabupaten, disampaikan ke desa, ke ulama, mubalig, juga kepada para santri, hingga sampai ke semua telinga masyarakat," ucap Uu.

Dia memastikan Pemerintah Provinsi (Pempov) Jabar sangat mendukung sosialisasi pasar modal syariah. Pasalnya, tren tersebut sejalan dengan semangat inovasi dan kolaborasi yang diusung Pemprov Jabar dalam mewujudkan visi dan misinya.

"Kita dukung juga sosialisasi pasar modal syariah, sebab ada nilai inovasi dan kolaborasi di dalamnya. Ini sejak dengan misi Jabar Juara Lahir Batin," kata Uu.

Baca Juga: Iuran BPJS Naik, Ridwan Kamil Tawari Warga Manfaatkan Asuransi Swasta

Baca Juga: Begini Kronologi Kecelakaan Truk di Tol Cipularang hingga Terbakar

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya