Manfaatkan Keberadaan Fintech untuk Gaya Hidup yang Lebih Praktis 

Konsep beli sekarang bayar nanti menjadi hal yang diminati

Bandung, IDN Times - Keinginan masyarakat untuk membeli suatu kebutuhan atau mendapatkan barang yang diinginkan tanpa harus menabung terlebih dahulu sekarang semakin mudah. Layanan pinjam-meminjam yang dihadirkan perusahaan financial technologi (fintech lending) membuat impian seseorang untuk bisa meraih sesuatu yang diinginkan saat ini sudah tidak mustahil.

Hal ini yang sekarang dialami Muhammad Rijaldi Hudantara. Memanfaatkan fintech Akulaku, Aldi bisa membeli barang yang dia butuhkan tanpa harus membayar semuanya secara kontan. Sebab dengan Akulaku, Aldi bisa mencicil dalam jangka waktu tertentu untuk barang yang dibeli.

"Saya sudah pakai aplikasi ini dari 2017. Sampai sekarang masih pakai karena memang ngebantu banget pas lagi butuh sesuatu terus lagi boke (kehabisan uang)," ujar Aldi saat berbincang dengan IDN Times, Senin (7/10).

1. Dari membeli barang di minimarket hingga tiket pesawat

Manfaatkan Keberadaan Fintech untuk Gaya Hidup yang Lebih Praktis IDN Times/Debbie Sutrisno

Aldi bercerita, awalnya dia enggan menjadi debitur fintech. Banyaknya informasi yang memberitakan terdapat banyak fintech ilegal membuat dia memilih menabung sebelum membeli barang.

Seiring berjalannya waktu dan informasi yang semakin terbuka terkait dengan teknologi finansial, dia pun kemudian mencoba beberapa fintech. "Ada yang pelayanannya bagus ada juga yang engga. Saya pernah pakai satu aplikasi kemudian kena blokir karena lambat bayar. Padahal telatnya bentar," ujar Aldi.

Setelah mencoba beberapa  aplikasi, akhirnya Aldi meyakinkan diri menjadi debitur Akulaku. Dia merasa fintech ini memiliki sejumlah kelebihan dari segi fitur pembayaran yang dimiliki. Menurutnya, lewat aplikasi ini dia bisa membeli barang di minimarket ketika kebutuhan mendesak dan tidak ada uang yang cukup di dompet.

"Ini membuat hidup saya lebih murah dan praktis ketika menginginkan sesuatu yang saya inginkan," paparnya.

Kemudahan yang cukup dinikmati Aldi lewat aplikasi ini di mana dia bisa membeli tiket pesawat dengan menyesuaikan limit yang diberi perusahaan fintech. Dia sudah beberapa kali membeli tiket pesawat pulang pergi seperti Bandung-Yogyakarta, Bandung-Surabaya, dan terakhir beli tiket untuk berlibur ke Bali.

"Kan kita bisa bayar nanti. Bunganya juga tidak besar, jadi masih aman pas gajian," ungkapnya.

Selain itu, Aldi pun kerap memanfaatkan layanan fintech lending untuk membantu membayar tiket nonton bioskop, BPJS, hingga listrik.

2. Fintech berguna untuk masyarakat yang butuh dana cepat tanpa ribet

Manfaatkan Keberadaan Fintech untuk Gaya Hidup yang Lebih Praktis Mobilepaymentconference.com

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Adrian Gunadi mengatakan, layanan meminjam uang berbasis teknologi finansial sangat membantu masyarakat yang memerlukan bantuan dana dengan nominal tak begitu besar dan jangka pendek. Peminjaman tersebut juga mudah sehingga layanan yang diberikan tak sulit diakses.

Menurutnya, debitur yang meminjam uang kepada perusahaan fintech biasanya untuk membeli sesuatu tapi belum ada uang karena mereka belum gajian. Maka dana talangan menjadi jurus jitu mendapat apa yang diinginkan saat itu juga.

"Fintech memberikan layanan untuk bayar di akhir. Ini bersifat fleksibel dan peminjam juga bisa menyesuaikan akan membayar berapa besar dengan tenor berapa lama," ujar Adrian.

Manfaatkan Keberadaan Fintech untuk Gaya Hidup yang Lebih Praktis IDN Times/Arief Rahmat

3. Pemanfaatan fintech lending makin diminati

Manfaatkan Keberadaan Fintech untuk Gaya Hidup yang Lebih Praktis IDN Times/Arief Rahmat

Dengan layanan kemudahan yang diberikan perusahaan fintech, masyarakat yang memanfaatkan keberadaan aplikasi ini pun terus bertambah. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 7 Agustus 2019, total jumlah penyelenggara teknologi finansial terdaftar dan berizin adalah sebanyak 127 perusahaan. 119 perusahaan fintech kovensional dan delapan fintech syariah.

Per 27 September 2019, akumulasi jumlah pinjaman daring sebesar Rp49,79 triliun dengan jumlah outstanding sebesar Rp8,73 triliun. Sementara itu rekening pemberi pinjaman sebanyak 518.640 entitas dan penerima pinjaman 11.415.849 entitas.

Noviyanto Utomo, Kepala Bagian Pengawasan NonBank Kantor OJK Regional 2 Jawa Barat, menuturkan, perkembangan fintech yang terasa cepat dikarenakan kebutuhan masyarakat untuk mengakses peminjaman uang dalam skala kecil sangat besar. Celah ini kosong karena lembaga keuangan seperti perbankan tidak bisa masuk ke ranah tersebut.

"Misal hanya ada yang butuh Rp300 ribu untuk membuka usaha atau membeli barang, bank tidak bisa memberikan seperti ini dengan mudah. Sedangkan fintech hanya dengan data KTP saja ada yang sudah bisa memberi pinjaman," ujar Noviyanto ketika berbincang dengan IDN Times di kantornya.

Menurutnya, berbeda dengan meminjam uang ke perbankan, debitur tidak harus menyertakan data aset mana yang dijadikan agunan. Dengan cara ini peminjaman melalui fintech lebih ramah bagi pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Berdasarkan data yang dihimpun OJK, dari 60 juta UMKM di Indonesia, hanya ada sekitar 16 juta rekening kredit UMKM di Perbankan. Jika rata-rata modal kerja UMKM minimal sebesar Rp25 juta per tahun, maka masih dibutuhkan minimal kurang lebih Rp1.000 triliun pendanaan untuk UMKM yang belum terlayani.

Dari pengamatan OJK, saat ini makin banyak ibu-ibu rumah tangga yang kemudian meminjam uang melalui fintech guna membuka usaha rumahan. Mulai dari membuat kue, keset, hingga produk manual lainnya dilakukan melalui pendanaan fintech. Data ini memperlihatkan bahwa perekonomian Indonesia pun akan tumbuh seiring banyaknya pelaku usaha baru meski skalanya masih kecil.

"Dengan adanya fintech banyak UMKM yang tertolong dari segi pembiayaan," papar Noviyanto.

4. Pelaku usaha kecil pun mulai merasakan manfaat teknologi finansial

Manfaatkan Keberadaan Fintech untuk Gaya Hidup yang Lebih Praktis Dok.IDN Times/Istimewa

Pembelian barang yang bisa dicicil dengan jangka waktu lama dan bunga tidak besar juga dirasakan manfaatnya oleh Dilly. Dia menggunakan salah satu aplikasi fintech untuk pinjam-meminjam uang dan membeli kamera baru.

Kamera ini digunakan sebagai alat usaha. Sebab Dilly saat ini membuka jasa pemotretan praweding. "Jadi bisa beli kamera dulu bayarnya nanti dari hasil motret," ujar Dilly.

Pencarian kamera lewat marketplace dan membayarnya melalui aplikasi fintech tidak sulit. Sebab aplikasi tekfin saat ini mulai melakukan kerja sama dengan marketplace. Dengan demikian, ketika membeli barang di marketplace kita bisa memilih akan melakukan pembayaran dengan cara apa.

Dilly menyebut, pemasukan dia setiap minggu dari pemotretan bisa mencapai Rp 4 juta. Dari pemasukan ini sebagian uang kemudian dibayarkan melalui aplikasi setelah membeli kamera.

"Jadi bisnis foto saya bisa tetap jalan. Saya tidak harus menunggu untuk bisa menjalankan usaha yang saya jalani kan," pungkasnya.

Manfaatkan Keberadaan Fintech untuk Gaya Hidup yang Lebih Praktis IDN Times/Sukma Mardya Sakti

Baca Juga: Akses Layanan Keuangan Digital Masih Minim, Fintech Bisa Jadi Solusi 

Baca Juga: Jangan Asal Pinjam Uang Lewat Fintech, 133 Perusahaan Belum Berizin

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya