Kredit Bank Digital Jenius Tumbuh 185 Persen di Kala Pandemik COVID-19

Jumlah nasabahnya capai 4,2 juta

Bandung, IDN Times - Bank digital Jenius mengalami lonjakan pertumbuhan kredit yang signifikan selama pandemik COVID-19. Dari September 2021 ke September 2022, total kredit Jenius mencapai Rp786,86 miliar. Angka ini tumbuh sekitar 185 persen secara year on year (yoy) yang sebelumnya berada di angka Rp275,89 miliar.

Communications and Daya Head Bank BTPN Andrie Darusman mengatakan, kenaikan jumlah kredit tersebut tidak terlepas dari penambahan pengguna Jenius. Per September 2022 jumlahnya mencapai 4,2 juta di mana tahun sebelumnya ada 3,5 juta. 

Menurutnya, kartu kredit digital saat ini memang tengah digandrungi masyarakat. Melalui keberadaan Jenius, BTPN coba menyasar nasabha baru khususnya anak muda.

"Pengguna bisa memiliki sampai lima kartu kredit dengan pendaftaran melalui aplikasi. Dalam menghadirkan fitur, pihaknya menyertakan masukan dari para nasabah. Ini agar Jenius bisa selalu relevan dengan kebutuhan nasabah," ucap Andrie dalam diskusi dengan wartawan, Kamis (16/2/2023).

1. Berdampak pada kenaikan laba BTPN

Kredit Bank Digital Jenius Tumbuh 185 Persen di Kala Pandemik COVID-19Eva Celia, Brand Ambassador BTPN Jenius. (Dok. Jenius)

Kinerja baik ini kemudian berdampak pada pertumbuhan laba BTPN secera keseluruhan. Periode Januari-September 2022 laba perusahaan naik di angka 18 persen secara tahunan. Laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp2,418 triliun sepanjang Januari-September. Sementara itu, pada tahun lalu di periode yang sama, Rp2,046 triliun.

Untuk pembiayaan pensiun yang menjadi basis utama perusahaan berada di angka Rp28,58 triliun, UMKM sebesar Rp10,34 triliun, dan pembiayaan ritel di luar pensiunan mencapai Rp820 miliar.

"Kami optimis bisa menjaga pertumbuhan ini dari waktu ke waktu agar pertumbuhannya bisa berada di atas rata-rata sektor industri perbankan," kata Andrie.

2. BTPN ikut biayai proyek berkelanjutan

Kredit Bank Digital Jenius Tumbuh 185 Persen di Kala Pandemik COVID-19Teknisi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tengah melakukan quality control di pabrik PT Sanghiang Perkasa (KALBE Nutritionals) Cikampek, Jawa Barat, Jumat (8/7/2022). PLTS dengan kapasitas produksi 2,1 GWh ini mampu mengurangi emisi karbon sebesar 2.104,66 ton per tahun. (Dok. BNI)

Di sisi lain, BTPN berkomitmen memberikan pinjaman atau pembiayaan hijau atau green financing di Indonesia. Hingga September 2022, perusahaan sudah menyalurkan Rp6,7 triliun untuk kegiatan bisnis berkelanjutan.

Pembiayaan tersebut menyasar proyek pembangkit listrik ramah lingkungan, lalu perkebunan yang berkelanjutan, dan tentu kendaraan ramah lingkungan, serta proyek-proyek lain.

Dari total nilai Rp6,7 triliun, Henoch melanjutkan, terbagi ke beberapa sektor. Mulai dari energi baru terbarukan (EBT) senilai Rp1,9 triliun; efisiensi energi Rp530 miliar; pengelolaan sumber daya alam hayati dan laut berkelanjutan senilai Rp3,1 triliun; transportasi ramah lingkungan Rp340 miliar; dan properti hijau Rp760 miliar.

Andrie mengatakan, Bank BTPN telah menjadi bank universal dengan bisnis lebih lengkap. Pihaknya juga terus melakukan penguatan untuk program sosial bernama Daya yang terdiri atas empat pilar, yakni literasi keuangan, pengembangan potensi diri, peningkatan kapasitas usaha, kehidupan berkelanjutan. 

"Program daya, total partisipannya 1,8 juta jiwa dengan 4.698 kegiatan. Itu bagian komitmen kami untuk penguatan di sektor sosial," ujarnnya.

3. Ada 90 ribu nasabah BTPN di Jawa Barat

Kredit Bank Digital Jenius Tumbuh 185 Persen di Kala Pandemik COVID-19. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Sementara itu, Regional Head Jawa Barat Bank BTPN, Ladi Andiko, jumlah nasabah Jabar terus berkembang. Saat ini, mencapai 90 ribu nasabah. Sekitar 60 persen nasabah masih dari kalangan pensiunan, dan sisanya adalah nasabah dari berbagai kalangan termasuk UMKM yang menjadi ranah baru BTPN dalam penyaluran pembiayaan.

Ladi mengatakan, para nasabah dari pekerja yang pensiun masih aktif di BTPN karena mereka juga merasa nyaman ketika mengambil uang pensiunan kerap bertemu teman lamanya. 

Namun, saat pandemik COVID-19 selama dua tahun, nasabah pun akhirnya harus beralih ke digital. Sampai sekarang BTPN di Bandung masih belum membuka kantor untuk melayani para pensiunan karena masih melihat situasi. 

"Jadi, semua nasabah pensiunan kami layani sambil memberikan pemahaman cukup baik soal digital. Kami akan terus melayani dan membantu agar para pensiunan beralih ke digital," paparnya.

Ladi mengatakan, pertumbuhan positif ini akan terus dijaga oleh pihaknya. Apalagi, Jawa Barat menjadi wilayah dengan kontribusi yang besar.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya