Jabar Diprediksi Berlimpah Investasi Usai UU Ciptaker Berjalan Mulus 

Mungkinkan skema ini berjalan lancar?

Bandung, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah menandatangani Undang-Undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker), Senin(2/11/2020). Tidak ada hambatan dalam penyelesaian UU ini karena dianggap bisa memberikan perbaikan ekonomi bagi Indonesia.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi mengatakan jika memang UU Ciptaker ini bisa berdampak pada pertumbuhan investasi di Indonesia maka Provinsi Jawa Barat (Jabar) diprediksi akan mendapat jatah lebih besar dibandingkan daerah lainnya.

Terdapat tiga alasan kenapa provinsi ini masih menarik bagi investor. Pertama, Jabar memiliki pelabuhan yaitu Patimban yang akan segera diresmikan. Melalui pelabuhan tersebut akses perputaran barang bakal lebih mudah.

Kedua, Jabar sangat dekat dengan DKI Jakarta yang merupakan konsumen besar. Dibandingkan Jawa Timur dan Jawa Tengah, maka potensi lebih besar ketika investor berjualan dari Jabar.

"Ketiga, tidak adanya kenaikan UMP di Jabar juga ini akan menjadi faktor yang tidak bisa dikesampingkan," kata dia.

1. Harus bisa menangkap peluang investasi dari relokasi perusahaan di luar negeri

Jabar Diprediksi Berlimpah Investasi Usai UU Ciptaker Berjalan Mulus Pixabay.com/pexels

Dengan berbagai peluang yang ada, Pemprov Jabar seharusnya bisa menangkapnya. Terlebih saat ini semakin banyak industri di luar negeri yang berniat melakukan relokasi pabrik ke Indonesia.

Berdasarkan data yang dihimpun Acuviarta, setidaknya ada 156 perusahaan yang hendak datang membangun industri di Indonesia. Keinginan itu bisa didapat ketika kemudahan investasi di daerah dilakukan.

"Termasuk dengan ketersediaan lahan dan harganya yang tidak terlalu mahal," papar Acu.

2. Waspadai tindak korupsi untuk urusan administrasi

Jabar Diprediksi Berlimpah Investasi Usai UU Ciptaker Berjalan Mulus Pexels/fauxels

Di sisi lain, Acu berharap Pemprov Jabar pun bisa mengantisipasi aksi korupsi dalam permohonan perizinan untuk investasi. Selama ini salah satu hambatan di Indonesia dari sektor investasi adalah korupsi.

Dengan adanya UU Ciptaker, maka permasalahan seperti ini seharusnya bisa diminimalisir. "Karena selama itu hambatan birokasi selalu ada dari keinginan investor untuk berinvestasi.

3. SDM jadi faktor lain dalam investasi

Jabar Diprediksi Berlimpah Investasi Usai UU Ciptaker Berjalan Mulus Twitter

Provinsi Jabar saat ini masih menjadi destinasi menarik bagi para investor meski dalam situasi pandemi COVID-19. Selama paruh pertama 2020, Jabar menempati peringkat pertama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan total Rp57,9 triliun.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan infrastruktur yang akseptabel menjadi modal Jabar untuk menarik minat investor.

"Jabar memiliki dua keunggulan (dalam sektor investasi), yaitu karena infrastrukturnya paling lengkap dan siap sehingga memudahkan para investor," kata Emil.

Emil mengatakan, Pelabuhan Patimban yang merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia akan segera diluncurkan penggunaan tahap satu (soft launching) oleh Presiden RI pada November mendatang.

"Maka dalam lima tahun, saat semua pembangunannya selesai, akan menjadi infrastruktur di Jabar yang luar biasa," ucapnya.

4. Rebana akan jadi kawasan metropolitan baru

Jabar Diprediksi Berlimpah Investasi Usai UU Ciptaker Berjalan Mulus Menhub Budi Karya tinjau Pelabuhan Patimban (Dok. Kemenhub)

Menurutnya, Pemprov Jabar akan menjadikan segitiga emas Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka) sebagai kawasan industri baru yang menjadi masa depan ekonomi Jabar.

"Kita juga menyiapkan visi baru yaitu metropolitan Rebana yang merupakan kumpulan kota-kota baru di dalam tujuh wilayah yang berbasis industri," katanya.

Selain itu, Emil melaporkan bahwa ekspor Provinsi Jabar terus membaik di masa pandemi COVID-19. Saat ini, ekspor Jabar menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari hingga Agustus 2020, Jabar menyumbang 16,28 persen atau 16,79 miliar dolar Amerika Serikat terhadap ekspor nasional, disusul Jawa Timur sebesar 12,95 persen dan Kalimantan Timur sebesar 8,44 persen.

Sedangkan, berdasarkan data BPS Provinsi Jabar, ekspor Jabar pada Juli 2020 sendiri adalah 2,21 miliar dolar Amerika Serikat atau naik 12,48 persen dari Juni.

"Ini menandakan pada saat COVID-19 kita jualan terus. Ekspor Jabar berhasil kita lakukan maksimal," ucapnya.

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya