Industri Tekstil Didorong Miliki Sistem dan Produk Ramah Lingkungan 

Masih sedikit industri yang menerapkan sistem berkelanjutan

Bandung, IDN Times - Industri tekstil hingga saat ini masih menjadi sorotan di kalangan para pecinta lingkungan. Sebab, limbah tekstil kerap mencemari lingkungan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat sekitar industri.

Peralihan sistem industri di mulai dari bahan baku dan operasional industri tekstil yang kurang ramah terhadap lingkungan, hingga produk akhir yang digunakan masyarakat agar nyaman dan aman memang tidak mudah. Meski demikian, peralihan ini harus di dorong agar nantinya industri tekstil bisa menjadi salah satu industri yang berkelanjutan.

1. Kesadaran pelaku industri harus diupayakan

Industri Tekstil Didorong Miliki Sistem dan Produk Ramah Lingkungan IDN Times/Debbie Sutrisno

General Manager-Indonesia PT Testex Testing and Certification, Pipit F Hayati menuturkan, rasa kesadaran industri tekstil untuk membangun sistem yang berkelanjutan memang masih minim. Walaupun sejauh ini sudah ada industri yang bisa menghasilkan produk ramah terhadap pengguna.

Namun, produk berkelanjutan dan ramah terhadap para pengguna ini lebih banyak dikarenakan permintaan pembeli, bukan karena perusahaan yang bersangkutan memiliki kesadaran sendiri.

"Kebanyakan memang masih dari permintaan, tapi dari pada tidak sama sekali kan," ujar Pipit dalam diskusi Sustainable Textile: Green and Responsible Supply Chain, di Crowne Plaza Hotel, Selasa (2/4).

Sejauh ini pertimbangan produk tekstil ramah lingkungan sebagian besar baru dari hasil ouput. Padahal dalam kesatuan industri terdapat juga bahan baku (input) serta sistem produksi produk tersebut.

"Kalau mereka sudah sadar, kemudian bisa mengontrol. Dengan rasa aware akan mampu membangun sistem dengan alat yang mereka pakai. Nah, mereka belum semua ke arah sana, hanya sedikit sekali," paparnya.

2. Kalau sistem tidak dikontrol bisa berdampak buruk

Industri Tekstil Didorong Miliki Sistem dan Produk Ramah Lingkungan IDN Times/Debbie Sutrisno

Pipit menjelaskan, industri yang berkelanjutan memang sudah semestinya melakukan produksi dengan memperhatikan semua aspek mulai dari awal bahan baku hingga produk akhir.

Menurutnya, produk yang sustainable itu bukan hanya berdasarkan produk akhir yang dipakai pengguna, tapi juga harus memastikan industri ini tidak membahayakan masyarakat sekitar pabrik dan yang jauh dari industri tersebut.

"Kita harus cek dari sisi lingkungannya aman atau tidak. Dan kalau semua dikontrol maka hasilnya bisa bagus," ungkap Pipit.

Baca Juga: Keren, Ini 3 Cara Biar Industri Tekstil Indonesia Jadi 5 Besar Dunia

Baca Juga: Koleksi Ulos Tua Langka Akan Dipamerkan di Museum Tekstil Jakarta 

3. Kebutuhan global produk tekstil terus berubah

Industri Tekstil Didorong Miliki Sistem dan Produk Ramah Lingkungan Pixabay

Kebutuhan produk tekstil di kancah global, lanjut Pipit, terus mengalami perkembangan. Selain model dan manfaat dari produk tersebut, masyarakat di dalam maupun luar negeri semakin sadar atas pencemaran lingkungan.

Hasilnya masyarakat yang menggunakan produk tekstil mulai meminta agar apa yang mereka pakai bisa teruji tidak berdampak buruk bagi lingkungan mulai dari bahan baku hingga produk akhir yang dipakai.

Kondisi ini yang coba disampaikan Testex dengan memberikan pemaparan mengenai industri tekstil yang berkelanjutan. "Kita provide alat, standarisasi metode, dan testing parameters. Walaupun inisiatif tetap kan dari kesadaran mereka," ungkap Pipit.

Melalui seminar ini, Testex berupaya membuka wawasan para pelaku industri tekstil agar mereka bisa lebih sadar dan tanpa diminta oleh para pembeli untuk menjalankan industri yang berkelanjutan.

Baca Juga: Sukses di Industri Fashion Indonesia, Cottonink Hadir di Senayan City

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya