TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 'Vaksin' Manulife, Cara Selamatkan Finansial di Tengah Pandemik

Persiapkan masa depan bersama COVID-19

IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - Pandemik COVID-19 masih terjadi hingga saat ini. Banyak perubahan kehidupan masyarakat sejak wabah yang terjadi pada 2020 tersebut. Salah satu perubahan di kehidupan masyarakat adalah persoalan bidang finansial.

Pandemik telah menciptakan resesi ekonomi di berbagai negara termasuk Indonesia. Layaknya resesi ekonomi yang pernah terjadi dalam sejarah, tentunya membuat dampak finansial. Misalnya, pemotongan gaji yang meluas, tingkat pengangguran yang bertambah, bisnis yang sulit berkembang, dan angka kesempatan kerja yang berkurang.

Butuh strategi khusus untuk menghadapi pandemik COVID-19 agar tetap bisa bertahan. Salah satunya adalah "obat" atau 'vaksin' agar finansial tetap dalam kondisi sehat. 

Sejak wabah COVID-19 terjadi di dunia, banyak perusahaan asuransi mulai mempersiapkan 'obat' dan 'vaksin' finansial untuk masyarakat atau nasabah mereka. Salah satunya adalah PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. 

Chief Agency Officer Manulife Indonesia, Jeffrey Kie menyebutkan, untuk menghadapi pandemik COVID-19, mereka memiliki 7 obat finansial yang bisa disiapkan. Berikut ini 7 obat finansial yang bisa dilakukan.

Miliki dana darurat sebelum berinvestasi

IDN Times/Istimewa

Jeffrey mengatakan, investasi adalah cara terbaik untuk meningkatkan dana sekaligus menyiapkan tabungan masa depan. Akan tetapi, tidak semua investasi mampu memberikan dana instan ketika dalam keadaan darurat.

Pandemik yang terjadi menuntut adanya dana liquid demi menghindari kebangkrutan finansial. Di sinilah pentingnya dana darurat. Dana darurat ini dapat memberi waktu untuk kembali bangkit ketika sumber penghasilan menurun.

"Sebagai pelajaran masa depan, idealnya kita menyimpan dana sebesar enam bulan pengeluaran rutin ke dalam dana darurat. Jika keadaan darurat terjadi, setidaknya kita dapat bertahan selama enam bulan ke depan," ujar dia.

Kurangi penggunaan dana kredit

Ilustrasi credit (IDN Times/Arief Rahmat)

Pandemik COVID-19 sangat berdampak dalam kehidupan masyarakat. Perekonomian dan banyak masyarakat yang terdampak terhadap pemutusan hubungan kerja. Nah, kondisi ini tentu harus segera diatasi dengan mengurangi penggunaan dana kredit.

"COVID-19 menyadarkan kita bahwa meskipun kita dapat mengambil kredit, tidak berarti kita harus menggunakannya untuk alasan finansial. Berbagai pihak menyarankan bahwa utang kredit tidak boleh lebih dari 20%-30% dari pendapatan bulanan bersih. Semakin rendah utang kredit, semakin baik bagi masa depan," ungkap dia.

Segera memikirkan untuk memiliki asuransi kesehatan

IDN Times/Istimewa

Virus COVID-19 menyebabkan penyakit pernapasan akut, yang membutuhkan perawatan medis tingkat tinggi. Jangka waktu pengobatan biasanya berjalan selama beberapa minggu, belum lagi dengan serangkaian tes untuk mendeteksi keberadaan virus.

Untungnya, sampai saat ini, biaya medis virus Corona bagi pasien positif masih disubsidi oleh pemerintah. Bayangkan jika subsidi dihentikan, berapa tagihan rumah sakit jika harus menanggung semua biaya tersebut? Karena itu, selalu pertimbangkan untuk memiliki asuransi kesehatan swasta untuk kondisi finansial yang lebih aman.

Salah satunya, seperti produk Asuransi Kesehatan MiUltimate HealthCare dari Manulife Indonesia. Selain memberikan manfaat dasar perawatan rumah sakit, Anda juga bisa mendapatkan manfaat tambahan pilihan rawat jalan, rawat gigi, hingga manfaat tambahan melahirkan.

Atur kembali kebutuhan dan pengeluaran

Pexels.com/Karolina Grabowska

Tak dapat dipungkiri, pandemik memiliki dampak besar pada perekonomian. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa Indonesia mengalami deflasi pada Juli hingga September 2020, yang artinya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia melemah akibat pandemik.

Manulife Asia Care Survey pada November 2020 lalu pun menunjukkan kekhawatiran yang dirasakan 40% responden di Indonesia terhadap kemungkinan menurunnya kesejahteraan akibat COVID-19.

Fakta ini seyogyanya menyadarkan kira untuk mengerem gaya hidup. Bukan soal sedikit atau banyaknya uang yang kita miliki, melainkan bagaimana kita menggunakannya. Cobalah untuk mereduksi pengeluaran gaya hidup hingga 20%.

Segera siapkan anggaran pribadi

Ilustrasi anggaran (IDN Times/Arief Rahmat)

Anggaran pribadi adalah kunci finansial yang sehat. Ini akan memberikan wawasan tentang biaya tetap, biaya variabel, dan lainnya. Dengan adanya anggaran, kita bisa memprediksi keuangan di masa depan.

Misalnya, kita bisa menilai secara cermat apakah mampu menerima tawaran kredit dari bank atau tidak. Anggaran yang terencana dengan baik akan membantu kita memilah-milah kebutuhan yang tidak diperlukan. Jika sewaktu-waktu Anda mengalami pengurangan penghasilan akibat resesi ekonomi, kita tahu mana variabel pengeluaran yang bisa direduksi.

Diversifikasi portofolio Investasi

Ilustrasi Emas Mulia (IDN Times/Arief Rahmat)

Investor piawai selalu menyarankan satu hal yakni diversifikasi portofolio. Selama krisis finansial, ketika satu industri terkena dampak, yang lain biasanya naik. Misalnya saja, virus Corona telah mengerem laju moda transportasi, sehingga permintaan minyak turun drastis.

Sebaliknya, pasar emas terus melonjak, yang membuat banyak investor berlindung pada minyak hitam ini. Ini hanyalah sedikit contoh bagaimana kondisi yang sama bisa memberikan dampak yang berbeda pada sektor yang berbeda. Jadi, sangat penting untuk mendistribusikan dana Anda ke berbagai instrumen investasi, seperti saham, komoditas, logam, dan lainnya.

Berita Terkini Lainnya