Rusia Serang Ukraina, Apa Dampaknya buat Ekonomi Indonesia?
Ada ancaman krisis global, tak terkecuali bagi Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Konflik yang melibatkan Rusia dan Ukraina hingga saat ini belum juga usai. Dalam sejarah, ini bukan pertama kalinya kedua negara itu bergesekan, karena sebelumnya konflik antara mereka juga terjadi pada 2014, di mana pemimpin Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych, membatalkan pembicaraan kerja sama politik dan perdagangan dengan Uni Eropa.
Ketika itu, keputusan yang dibikin Yanukovych jadi boomerang baginya. Bagaimana tidak, kebijakannya melahirkan demonstrasi besar di Ukraina, yang berbuntut pada penggulingan pemimpin Ukraina pro-Rusia tersebut.
Tak sampai di situ, masih pada 2014, Rusia juga dikabarkan berhasil merebut salah satu wilayah Krimea, Ukraina, yang mana hal ini menyebabkan situasi kedua negara semakin menegangkan.
Sejarah terulang tahun ini. Seperti yang terjadi pada 2014, di mana negara-negara lain menyimpan kekhawatiran atas gesekan kedua negara, tahun ini pun demikian. Tak terkecuali bagi Indonesia, yang berharap kedua negara menemukan titik damai hingga peperangan tak berkepanjangan.
Memang, apa dampak ekonomi yang mungkin terjadi jika kedua negara terus bergesekan?
1. Putin menduga AS ingin mengendalikan negaranya
Per Januari 2022, intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah menempatkan lebih dari 127 ribu pasukan di dekat negaranya. Meskipun Rusia berulang kali membantah merencanakan invasi terhadap Ukraina, dan menegaskan bahwa Rusia tidak mengancam negara mana pun, namun tetap saja tindakannya itu bikin banyak pihak waswas.
Relasi Ukraina yang semakin dekat dengan AS dan NATO, juga dinilai menjadi sumber ketegangan dengan Rusia. Rusia khawatir masuknya Ukraina ke NATO bakal menimbulkan ancaman bagi wilayah mereka, di mana Ukraina yang berbatasan langsung dengan Rusia dapat menjadi garda depan NATO untuk menyerang mereka.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, pun beberapa kali melontarkan dugaan bahwa memang Amerika Serikat berencana mengendalikan negaranya. Maka, jangan heran jika langkah tegas mesti diambil Rusia agar dugaan tersebut tak terjadi.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Dampak Konflik Rusia-Ukraina ke Ekonomi Global
Baca Juga: AS Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp14.364
Baca Juga: Tolak Perang di Ukraina, Hampir 1.400 Warga Rusia Ditahan