TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Resesi 2023 Benar atau Tidak? Ini Outlook Ekonomi Tahun Depan

Dampak pandemi masih akan terasa hingga 2023

Ilustrasi Resesi (IDN Times/Arief Rahmat)

Bandung, IDN Times - Grant Thornton baru saja mengadakan Media Talkshow membahas Economic Outlook 2023 dengan tema “Ancaman Resesi 2023 di Depan Mata, Fakta atau Hoax?”. Acara ini diadakan secara virtual pekan lalu.

Melalui Economic Outlook ini, Grant Thornton berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan gambaran atas kondisi ekonomi yang akan dihadapi, baik di Indonesia maupun global pada tahun 2023.

Tah hanya itu, outlook ini juga dapat melihat bagaimana kesiapan pemerintah Indonesia untuk mencegah perekonomian Indonesia masuk ke jurang resesi, serta insight-insight apa saja yang perlu pelaku usaha ketahui untuk menyambut tahun 2023.

1. Masyarakat harus tetap waspadai dampak pandemi

Grant Thornton Indonesia (IDN Times/Istimewa)

CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, mengatakan bahwa ia masih melihat perkembangan yang cukup positif dalam pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Kendati demikian, ia mengimbau agar masyarakat tetap mewaspadai dampak pandemik COVID-19 dan sejumlah risiko yang dapat memengaruhi perekonomian tanah air.

“Salah satunya belum membaiknya kondisi geopolitik Rusia-Ukraina sehingga berimbas terhadap peningkatan inflasi di sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia,” kata Johanna, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Senin (19/12/2022).

2. Tenang, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif

Ilustrasi Resesi. IDN Times/Arief Rahmat

Acara tersebut menghadirkan pembicara utama, Ekonom INDEF Ariyo D.P. Irhamna yang mengatakan bahwa meski pertumbuhan ekonomi global akan mengalami perlambatan tahun depan akibat kenaikan harga energi dan komoditas pangan.

Namun kata dia, masyarakat patut bersyukur karena ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di kisaran 5 persen. Selain itu, neraca perdagangan juga bertahan dalam posisi surplus selama 29 bulan berturut-turut.

“Hal tersebut disebabkan karena kinerja ekspor dan impor Indonesia yang tidak terhubung erat dengan ekonomi global sehingga ancaman resesi global terhadap perekonomian Indonesia tidak akan terlalu terasa namun hanya akan melambat. Ditambah dengan ekonomi mitra dagang negara utama Indonesia seperti Tiongkok dan Amerika Serikat pada 2022 Triwulan-II yang tetap mengalami pertumbuhan”, ujar Ariyo.

3. Apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah?

Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Grant Thornton Indonesia juga menilai tahun 2023 penuh tantangan bagi pelaku usaha, namun perlu menyikapi isu tersebut secara bijak dengan tidak melihatnya sebagai suatu persoalan yang membahayakan namun dapat menjadi sebuah peluang.

Alexander Tjahyadi, Assurance Partner Grant Thornton Indonesia mengatakan, resesi global dapat membawa dampak bagi kegiatan usaha di setiap sektor industri, namun isu tersebut dapat disikapi secara bijak.

“Kami di Grant Thornton selalu membantu perusahaan klien-klien kami dalam menyusun strategi yang tepat dan benar, dengan mengkapitalisasi networking yang baik, serta memaksimalkan sumber daya yang tersedia”.

Berjuang di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif dan gejolak geopolitik global, perekonomian Indonesia masih menunjukkan tren positif di berbagai indikator. Meskipun demikian, menyambut tahun 2023, Indonesia tetap harus waspada dan mengantisipasi ancaman resesi 2023.

“Agar tetap berada dalam jalur pertumbuhan positif, pemerintah sebaiknya mengoptimalkan belanja negara untuk sektor yang lebih penting seperti pendidikan, kesehatan, dan juga energi. Saya lebih optimistis menyambut tahun 2023 karena kita sudah melewati masa sulit tahun-tahun sebelumnya, seperti pandemik COVID-19 dan juga naiknya suku bunga global beberapa kali,” tutur Ariyo.

Baca Juga: Strategi Ridwan Kamil Hindari Resesi Terjadi di Indonesia

Baca Juga: Waspada Resesi, Kemenperin Ajak UMKM Cibaduyut Perluas Pasar Lokal

Berita Terkini Lainnya