TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Rencana Pemerintah Hadapi Dampak Perang Dagang AS-China

Ada dua cara: genjot ekspor datangkan investor.

republika.co.id

Bandung, IDN Times – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan di hadapan ratusan mahasiswa pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kota Bandung, bahwa dunia akan mengalami krisis ekonomi global dalam jangka waktu 1-1,5 tahun ke depan. Krisis tersebut merupakan dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang tengah berlangsung.

“Kita tidak tahu kapan (perang dagang AS-China) akan menurun tensinya. Makin lama, malah semakin memberikan dampak negatif,” kata Enggartiasto, yang tampil sebagai dosen kuliah umum dengan tema Ekonomi Indonesia di Tengah Situasi Ketidakpastian Secara Global, di UPI Kota Bandung, Senin (16/9).

1. Situasi lain yang memperparah kondisi ekonomi global

ANTARA FOTO/REUTERS/Hannah Mckay

Tak hanya itu, kata Enggartiasto, kondisi ekonomi global akan diperburuk dengan berbagai keputusan internasional yang baru saja terjadi. Misalnya, ia mencontohkan, keputusan Brexit sebelah pihak yang memberikan dampak ekonomi kepada negara-negara Uni Eropa dan Inggris.

“Keputusan sepihak itu memberikan dampak buruk pada negara-negara lainnya, karena Uni Eropa dan Inggris merupakan market yang besar,” tuturnya, kepada para mahasiswa bekas kampusnya itu.

2. Konflik Korea Selatan dan Jepang

Economy Watch

Di tengah berbagai konflik tersebut, “tiba-tiba muncul konflik antara Korea Selatan dan Jepang. Konflik yang terjadi akibat perang yang terdahulu, kemudian Jepang ambil kebijakan yang mengganggu industri dan hal-hal lainnya,” tutur dia.

Ketiga konflik tersebut, lanjut Enggartiasto, tentu mengancam nasib ekonomi Indonesia juga memperlambat pertumbuhan ekonominya. “Itu memberi dampak pada kondisi ekspor kita, ekspor dunia, sehingga analisa pertumbuhan ekonomi ke depannya akan terus menurun,” ujar Enggartiasto.

3. Ekspor dan investasi sebagai solusi

IDN Times/Galih Persiana

Maka itu, lanjut dia, pemerintah punya waktu dalam 1-1,5 tahun ke depan untuk mempersiapkan segala hal guna mengantisipasi kondisi ekonomi yang memburuk tersebut. Caranya ada dua: meningkatkan nilai ekspor dan mendapatkan investasi sebesar-besarnya.

“Tapi tekanan (Presiden Joko “Jokowi” Widodo) lebih kepada investasi, karena meningkatkan ekspor cukup sulit di tengah pasar dunia yang melemah,” katanya.

Berita Terkini Lainnya