Inflasi Hantui Negara-negara Asia, Bagaimana dengan Indonesia?
Inflasi Indonesia masih tergolong rendah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Lonjakan inflasi yang terjadi di negara-negara Asia belakangan ini memaksa para pemerintah di masing-masing negara berpikir keras untuk mengambil langkah-langkah strategis. Bagaimana tidak, peristiwa yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina ini membawa efek domino pada rantai pasokan, yang sejatinya belum pulih karena pandemik COVID-19.
Kondisi ini juga membuat bank sentral bertindak agresif untuk mengetatkan kebijakan moneternya dan meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi global.
Apa kebijakan yang dilakukan negara-negara Asia? Lantas, bagaimana pula dampaknya lonjakan inflasi tersebut bagi Indonesia?
1. Upaya pemerintah Korsel, Jepang, dan China
Sebenarnya, berbagai upaya telah dilakukan oleh negara-negara di Asia untuk menekan laju inflasi. Pemerintah Korea Selatan, misalnya, telah menaikkan tarif enam komoditas antara lain minyak bunga matahari, gandum, jagung, dan tanaman biji-bijian.
Selain itu, Bank Sentral Korea Selatan juga telah menaikkan suku bunga menjadi 1,75 persen di bulan Mei 2022, untuk mengurangi inflasi dari level tertinggi dalam 13 tahun.
Di Jepang, inflasi melonjak 2,5 persen YoY (year-on-year) pada bulan Mei 2022, setelah menunjukkan kenaikkan yang sama di bulan sebelumnya. Lonjakan tersebut merupakan yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Sementara di China, harga produsen naik 8,3 persen dari tahun lalu. Meski pun turun 8,8 persen pada Februari 2022, tetapi masih di atas median 8,1 persen.
Baca Juga: Tarif Listrik Orang Kaya Naik Jadi Segini, Bakal Picu Inflasi?
Baca Juga: Inflasi Tinggi Membayangi, Rupiah Ditutup Melemah di Level Rp14.903
Baca Juga: Imbas Inflasi dan Kemiskinan, Warga Kenya yang Berebut Jual Ginjal