TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Jagung Naik Bikin Peternak Ayam Repot, Apa Upaya Pemerintah?

Ada Permendag yang sedang direvisi

Ayam petelur dalam peternakan sistem kerangkeng baterai di Indonesia. Dok. Animal Friends Jogja

Bandung, IDN Times – Kabar gembira buat pelaku usaha ternak ayam. Pemerintah tengah menggodok revisi Peraturan Mengeri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2020, dengan membuat harga acuan ayam hidup agar dapat bergerak dinamis mengikuti biaya produksi.

Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Isy Karim mengatakan, aturan baru itu bakal meringankan beban produsen. Pasalnya, dengan adanya revisi ini maka harga acuan bisa mengantisipasi kenaikan biaya produksi.

“Kemendag ingin memperhitungkan biaya input yang bersifat dinamis dengan menggunakan koefisien dan konstanta,” kata Isy Karim, dalam rilis yang diterima IDN Times, Rabu (30/6/2021).

Harga Acuan merupakan tingkat harga wajar dengan mempertimbangkan struktur biaya produksi dan distribusi, termasuk keuntungan masing-masing pelaku usaha. Harga acuan menjadi indikator Pemerintah dalam rangka menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok.

1. Fenomena melambungnya harga jagung

ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Harga acuan dinilai penting untuk dapat mengontrol melambungnya harga bahan pokok. Hal ini menjadi respons yang diharapkan dari fenomena yang terjadi beberapa waktu lalu, di mana harga jagung lokal yang digunakan sebagai bahan pakan sempat naik hingga Rp6.000 per kilogram.

Padahal, harga harga acuan pemerintah yakni paling tinggi Rp3.150 per kg untuk kadar air 15 persen, atau paling rendah Rp2.500 per kg untuk kadar air 35 persen di tingkat petani. Melambungnya harga jagung turut menyebabkan harga pakan terkatrol naik dari Rp6.974 per kg pada awal tahun, menjadi Rp7.379 per Mei 2021 bahkan Rp8.000 per Juni ini.

Akibat kenaikan ini, pelaku usaha dan industri peternakan unggas kerepotan karena meningkatnya biaya pembelian bahan baku dan harga pokok produksi (HPP) ayam hidup. Bagaimana tidak, toh jagung dan kedelai merupakan bahan baku utama pakan ternak (sekitar 65 persen).

2. Pemerintah diharapkan punya cadangan jagung

Ilustrasi pasar tradisional. (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Di sisi lain, pengusaha makanan ternak menilai upaya pemerintah dalam mengimpor jagung belum efektif dalam menurunkan harga jagung lokal. Soalnya, harga Jagung di luar negeri juga sedang mahal.

Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak, Timbul Sihombing mengungkapkan, pemerintah sebaiknya memiliki cadangan jagung sebagai buffer stock nasional, agar dapat  menjaga stabilitas harga dan suplai jagung dalam negeri.

Baca Juga: Tiga Tersangka Korupsi Pengadaan Benih Jagung di Lampung Ditahan

Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Banyuasin Kirim Jagung 25.000 Ton Tiap Bulan

Baca Juga: Mendag Lufti Pastikan Harga Pangan Stabil Jelang Idul Adha

Berita Terkini Lainnya