Digitalisasi UMKM Kunci Mendorong Perekonomian Indonesia
Efisiensi usaha lebih bagus ketika memakai sistem digital
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia jumlahnya cukup banyak. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per September 2020, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64 juta. Angka tersebut mencapai 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia.
Namun, selama pandemik COVID-19, tak sedikit pelaku UMKM yang bertumbangan, atau justru bermunculan. Pelaku di sektor ini muncul tenggelam di tengah ketidakpastian redanya wabah tersebut.
Untuk menjaga agar pelaku UMKM bisa bertahan di tengah terpaan ini, digitalisasi menjadi kunci utama yang harus segera dijalankan.
"Digitalisasi bisa membuat skala bisnis kita khususnya pelaku UMKM di Indonesia semakin positif," ujar Eka Sari Lorena, CEO PT Eka Sari Lorena dalam dialog webinar CEO Rumah Kolaborasi Bersama, Kamis (14/1/2021) malam.
1. Transaksi perdagangan bisa dijaga saat UMKM manfaatkan akses digital
Dari data Kementerian Koperasi dan UMKM, sebanyak 22,9 persen UMKM mengalami penurunan penjualan. Kemudian, 22 persen mengalami hambatan distribusi, 19,39 persen kesulitan permodalan, 18 persen kesulitan bahan baku dan 18 persen menghadapi hambatan distribusi.
Kondisi ini, lanjut Eka, sebenarnya bisa dihindari ketika para pelaku UMKM mampu melakukan transformasi digital dalam setiap usaha yang dilakukan. Sebab, digitalisasi bisa berdampak pada penghematan anggaran seperti pembukaan toko atau kantor, jumlah pekerja, hingga jangkauan penjualan produk.
"Jadi kita tidak usah banyak berinvestasi tapi barang kita bisa diakses oleh orang lebih banya. Dalam sebuah usaha ini akan memberikan kemudahan berbelanja masyarakat yang nantinya positif untuk pengusaha," papar Eka.