Comscore Tracker

Honda Monkey: Si Cebol yang Jadi Primadona

Kisah singkat Honda Monkey 1961-2019

Bandung, IDN Times – Pertama kali dikenalkan untuk kendaraan hiburan di Taman Tama Tech, bagian dari Kompleks Sirkuit Honda-Suzuka, pada 1961, Honda Z100 menjadi bahan tontonan sekaligus tertawaan pengunjung taman. Bentuknya yang cebol membuat setiap orang yang menungganginya tampak seperti seekor monyet.

Bayangkan, dengan tinggi sekitar 560 mm (dari jok ke tanah), pengendara motor malah terlihat membungkuk ketika menunggangi Honda Z100. Lengan dan kaki mereka terpaksa nongol di berbagai sisi, mengocok perut siapa pun yang melihatnya.

Tapi, tertawaan tidak selamanya bisa dianggap sebagai sebuah hinaan. Tertawaan menjadi bukti bahwa Honda Z100 adalah motor ikonik. Maka, tak heran jika pada akhirnya para pengunjung taman menjuluki motor tersebut dengan sebutan Honda Monkey.

Honda merespons ketertarikan para pengunjung taman terhadap Honda Monkey dengan baik dalam beberapa tahun setelah memperkenalkan Z100. Pada 1967, setelah menyadari bahwa seri Z benar-benar merupakan motor ikonik, Honda pun memproduksi massal seri Honda Monkey lain yakni Z50M dan memasarkannya di Eropa juga Amerika Serikat.

Sekitar 58 tahun berselang, Honda Monkey kini telah menjelma menjadi primadona. Si Cebol ini akan tampil bak model yang ditunggu-tunggu penonton dalam panggung catwalk bernama GIIAS 2019 bulan ini.

Bagaimana kisah Honda Monkey dari masa ke masa?

Baca Juga: 6 Motor yang Diharapkan Rilis di GIIAS 2019, Ada Honda Monkey!

1. Masa-masa 1960-an

Honda Monkey: Si Cebol yang Jadi Primadonacoolmaterial.com

Sekitar 1964, sebelum membikin massal Honda Monyet, Honda membuat seri lain dari Z100 yakni CZ100. Perubahan nama itu tak menunjukkan perubahan berarti di antara kedua seri. Masih dengan tenaga 49 CC, Honda kurang lebih hanya mengubah model tangki dari model polos dan berwarna putih menjadi krom dengan model serupa milik Honda CB era 1960-an.

Barulah pada 1967, mereka mencoba menyeriusi Honda Monkey dengan membuat massal seri Z50M ke pasar Eropa dan AS. Strategi bisnis itu dapat dianggap sebagai keputusan trial and error bagi Honda, mengingat pada medio 1960-an, Eropa dan AS merupakan zona merah dalam industri motor karena telah dipenuhi oleh motor-motor ikonik lain macam Harley Davidson, BSA, Norton, dan dua merek skuter raksasa, Piaggio juga Lambretta.

Tapi, kehadiran Honda Monkey ketika itu dianggap dapat menjawab keresahan pengguna motor di Eropa. Motor mungil ini tak ribet mencari lahan parkir, irit, mudah dirawat, dan dibanderol dengan harga ramah di kantong. Dengan Honda Monkey, seperti kata Dillon McLaughlin, seorang penyuka motor klasik asal AS, “Pengendara akan merasa tengah melintasi kota seperti iblis komuter.”

2. Honda Monkey Rp1 miliar

Honda Monkey: Si Cebol yang Jadi Primadonawww.autoblog.com

Respons pasar Eropa dan AS tak begitu mengecewakan, meski ketika itu kehadiran Honda Monkey tak bikin kaget pasar. Dewasa ini, Honda Z50M telah dianggap sebagai barang langka oleh para pecinta motor. Motor klasik itu dihargai oleh para pengoleksi kuda besi klasik dengan harga paling murah Rp80-100 juta.

Salah satu motor Honda Monkey termahal yang pernah dilelang ialah milik John Lennon, pentolan grup musik legendaris The Beatles. Dikisahkan, Lennon membeli Honda Monkey untuk keperluan keliling pekarangan rumahnya seluas 291.375 meter persegi dan aktif digunakan selama 1969-1971. Pada Maret 2018, motor Honda Monkey milik Lennon dilelang mulai dari Rp533 juta, dan terjual dengan harga dua kali lipatnya.

3. Generasi motocross era 1970

Honda Monkey: Si Cebol yang Jadi Primadonawww.motorcycle.com

Tahun 1979, adalah titik di mana Honda melucuti monyetnya dan memasangkan tampilan baru dengan patron sembalap. Seri itu dinamai Honda Z50R yang lahir dengan berbagai peningkatan seperti kursi yang lebih empuk, tangki bensin yang lebih baik, setang model sepeda BMX yang lebih condong ke depan agar terkesan lebih racing.

Dalam sejarah dunia motor, Z50R sering digunakan dalam aktivitas motocross meski punya ukuran yang mini. Motor tersebut dibangun masih dengan mesin 49 CC dengan performa lebih baik ketimbang model Honda Monkey sebelumnya. Tak hanya itu, Z50R juga dianggap beda karena memiliki suspensi depan dan belakang.

Di antara seri lainnya, Z50R merupakan model Honda Monkey yang paling dicari kolektor. Motor ini merupakan salah satu kuda besi yang paling banyak menyita perhatian pengunjung Museum Otomotif Petersen, Los Angeles, AS.

4. Kreativitas Honda

Honda Monkey: Si Cebol yang Jadi Primadonawww.webike.id

Mengikuti zaman ketika sederet pabrikan motor Jepang menggempur pasar otomotif dengan jenis motor balap pada 1980-an, Honda Monkey pun tak mau ketinggalan. Mereka merilis Honda Monkey R yang tetap mempertahankan karakter mungil dengan memberi peningkatan drastis pada bagian mesin dan kerangkanya.

Monkey R dibangun dengan kerangka, suspensi, dan sistem rem yang jauh lebih baik dan mewah dibanding generasi sebelumnya. Tak hanya itu, anggapan Honda Monkey yang doyan menggunakan mesin bertenaga 49 CC, dipatahkan generasi Monkey R dengan menghadirkan mesin bertenaga 88 CC.

Honda kemudian menggaet perusahaan suku cadang terkemuka Kitaco dan Yoshimura, guna melengkapi berbagai keperluan Monkey R. Kitaco diketahui membantu Honda dalam menyediakan bore kit, sementara Yoshimura bergabung sebagai penyedia knalpot model balap.

Kreativitas Honda dalam membuat generasi monyet yang baru seakan tak ada habisnya. Pada 1991, ia kembali menggebrak pasar motor dengan meluncurkan Honda Monkey Z50R Baja yang memiliki lampu ganda model rally. Sayangnya, jenis itu tak banyak dijual Honda di negara-negara besar seperti AS dan beberapa negara Eropa.

5. Ketika Si Monyet lahir kembali

Honda Monkey: Si Cebol yang Jadi Primadonawomanrider.com

Seiring berjalannya waktu, Honda Monkey dengan Seri Z50J terus diproduksi oleh pabrikan Jepang itu dan berakhir pada 2017 silam. Ketika itu bulan Maret, dan Chiaki Kato, Presiden Honda, mengumumkan untuk menghentikan produksi monyet-monyetnya pada Agustus 2017.

Chiaki terpaksa mengikuti regulasi emisi gas buang dengan standar EURO 4 di mana sulit diterapkan bagi motor bertenaga kecil seperti Honda Monyet. Untuk mengenang perjalanan Si Cebol itu, Honda memproduksi 1.800 unit Honda Monkey Edisi Spesial 50 tahun dengan model persis Z100 (generasi pertama Honda Monkey di pasaran).

Namun, kabar menyedihkan itu tak berselang lama. Di Indonesia, tepatnya pada GIIAS 2018, Honda memajang Honda Monkey model teranyar untuk dikenalkan pada publik. Meski demikian, mereka hanya sebatas mengenalkan generasi monyet terbaru dan tak berniat untuk memasarkannya ketika itu.

Di GIIAS 2019, Honda membuat rumor untuk memajang kembali Honda Monkey terbarunya dengan tenaga 125 CC. Bedanya, kali ini publik Indonesia sudah bisa memesan kendaraan mungil yang kini dibikin di Thailand itu.

Topic:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya