Apindo Jabar Keluhkan Sulitnya Cari Tenaga Kerja Berkualitas

SDM dalam negeri harus ditingkatkan skill-nya

Bandung, IDN Times - Pergesaran investasi dari padat karya ke padat modal mulai terasa seiring perkembangan jaman. Perubahan ini harus menjadi perhatian bersama karena akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja.

Hal tersebut disampaikan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Ning Wahyu Astutik. Dia menyebut bahwa pergesaran investasi ini otomatis berdampak pada kebutuhan tenaga kerja yang terdidik dan berkualitas khususnya di bidang teknologi.

"Kalau dulu masih bisa kita dengan lulusan dari SMA atau SMK, dan kapasitas launnya. Sekarang untuk mencari karyawan berkualitas itu tidak mudah," kata Ning melalui siaran pers, Minggu (29/4/2024).

1. Bisa berdampak pada peningkatan pengangguran

Apindo Jabar Keluhkan Sulitnya Cari Tenaga Kerja BerkualitasIlustrasi pengangguran. Dok. Istimewa/IDN Times

Perubahan kebutuhan tenaga kerja ini bisa menjadi bumerang pada jumlah lulusan di Jawa Barat karena bisa berdampak pada angka pengangguran ketika ilmu yang mereka miliki tidak sesuai dengan perkembangan iklim dunia usaha di Jawa Barat.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2023 tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat mencapai 7,89 persen. Angka ini tergolong besar, bahkan masuk peringkat kedua tertinggi nasional. 

Kendati relatif besar, angka pengangguran Jawa Barat sudah turun signifikan dibanding masa awal pandemik COVID-19, yang sempat mencapai 10,46 persen per Agustus 2020.

Dengan perpindahan investasi dari padat karya ke padat modal, Ning memprediksi bisa terjadi peningkatan angka pengangguran secara signifikan.

"Jadi kami sangat prihatin dengan itu. apalagi dengan jumlah pengangguran tertinggi secara nasional, meskipun investasi juga tertinggi, itu menyumbang besar pada angka nasional," paparnya.

2. Harus ada transformasi kualitas SDM Indonesia

Apindo Jabar Keluhkan Sulitnya Cari Tenaga Kerja BerkualitasIlustrasi pabrik. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Dalam diskusi dengan Wakil Menteri Keuangan, Kamis (25/4/2024), Ning telah meminta agar pemerintah bisa lebih serius memanfaatkan dana abadi di bidang pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM dalam negeri.

Menurutnya, transformasi kebutuhan tenaga kerja menjadi tantangan bersama dan perlu adanya peningkatan kualitas SDM untuk menciptakan daya saing, yang mana hal tersebut dapat dicapai dengan adanya kolaborasi antara dunia usaha dengan pemerintah.

Dia menilai bahwa dana abadi tersebut seharusnya juga menjawab tantangan kebutuhan rill pengusaha saat ini. Sebab, banyak investor yang membutuhkan SDM siap bekerja dari segala jenjang pendidikan.

"Butuhnya itu yang ‘ready to use’ tenaga kerja, tidak hanya lulusan SMA atau SMK tetapi lulusan SMA dan SMK plus ketrampilan tertentu bahkan termasuk soft skill," kata dia.

 

3. Dana abadi pendidikan dioptimalkan untuk penguatan SDM

Apindo Jabar Keluhkan Sulitnya Cari Tenaga Kerja BerkualitasLPDP (https://lpdp.kemenkeu.go.id/)

Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sepakat dengan persoalan ini. Dia pun memastikan pemerintah terus berupata meningkatkan kualitas SDM Indoensia dengan memaksimalkan pengelolaan anggaran pendidikan.

Saat ini dana abadi pendidikan di Indonesia sudah mencapai Rp139 triliun terakumulasi dari 2010 hingga 2023. Dana abadi tersebut dikelola untuk menjawab tantangan masa depan dalam bentuk pendanaan riset dan pemberian beasiswa pendidikan LPDP.

"Hingga saat ini sudah membantu 45.496 putra putri Indonesia untuk mendapatkan gelar pendidikan," ujar Suahasil.

Baca Juga: Kurangi Pengangguran, Pendatang di Cimahi Wajib Miliki Jaminan Kerja

Baca Juga: Jokowi dorong Peningkatan SDM Kesehatan di Mamasa Sulbar

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya