Ketika Tukang Ojek Jadi ASN di Penghujung Usia Pensiun

Menanti puluhan tahun untuk menjadi ASN

Cimahi, IDN Times - Semangat Eko Marhendro naik berlipat dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024. Bagaimana tidak, di usia senjanya akhirnya pria asal Kota Cimahi, Jawa Barat itu diangkat menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Status itu sudah dinantikannya usai selama 20 tahun lamanya. Pria berusia 58 tahun itu resmi mendapat Surat Keputusan (SK) ASN sebagai Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (P3K). Eko sudah menjadi guru honorer sejak 2003.

Kamis (2/5/2024) pagi yang bertepatan dengan Hardiknas 2024, Eko dengan penuh semangat memberikan pembelajaran kepada anak didiknya di Kelas III SDN 3 Leuwigajah, Kota Cimahi. Ia memberikan materi pembelajaran Matematika yang disambut antusias puluhan siswa.

"Alhamdulillah di usia yang sudah tidak muda lagi, saya akhirnya resmi menjadi seorang ASN. Tentunya semakin semangat mengajar meskipun sudah tidak muda lagi," tutur Eko.

1. Pertama mengajar dapat honor Rp60 ribu

Ketika Tukang Ojek Jadi ASN di Penghujung Usia Pensiun(Bangkit Rizki/IDN Times)

Perjuangan Eko untuk menjadi seorang abdi negara tidaklah mudah. Dia adalah lulusan S-1 jurusan Sastra Inggris di STKIP Pasundan Cimahi. Usai lulus tahun 1997, Eko sempat bekerja di perusahaan swasta hingga akhirnya menjadi seorang guru honorer tahun 2003 di SDN Kihapit, Kota Cimahi.

Menjadi guru adalah cita-citanya untuk meneruskan perjuangan kedua orangtuanya.

Di awal menjadi guru honorer, Eko hanya mendapat upah Rp50 ribu per bulan di mana zaman itu belum ada Dana Operasional Sekolah (BOS). Tentunya upah itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehingga ia mencari sampingan menjadi tukang ojek pangkalan.

"Waktu itu saya sudah nikah, dapat gaji guru honor itu Rp50 ribu per bulan. Saya kadang ngojek sampingan, tapi bukan prioritas. Dapat paling Rp40-50 ribu dari ngojek" ujar pria asal Cibeber, Cimahi Selatan, Kota Cimahi itu.

Meski honornya jauh dari sejahtera, Eko tak pernah mengeluh dan selalu termotivasi untuk mengajar. Seiring berjalannya waktu, tugasnya sebagai guru bertambah dengan pelajaran komputer.

Bayarannya naik menjadi Rp100 ribu per bulan. Lalu munculah program BOS yang membuat penghasilannya menjadi guru honorer otomatis naik menjadi Rp600 ribu per bulan.

Jerih payah Eko sendiri kini terbayar tuntas dengan gelar Strata Satu (S1) yang diraih kedua anaknya. Selain dari tukang ojek konvensional, kebutuhan hidupnya untuk keluarga dan menyekolahkan anaknya terbantu dengan adanya pemberian dana insentif dari Pemkot Cimahi.

2. Pernah gagal ikut seleksi CPNS

Ketika Tukang Ojek Jadi ASN di Penghujung Usia Pensiun(Bangkit Rizki/IDN Times)

Eko terus beupaya mengubah nasibnya sehingga tahun 2013 mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun gagal. Setahun berselang ia bersama tenaga honorer lainnya membentuk Aliansi Guru Honorer K2, sambil berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk mengangkatnya menjadi abdi negara.

Tahun 2014, Eko bersama tenaga honorer lainnya melakukan audensi dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), yang kemudian mengemuka terkait P3K sebagai solusi bagi non PNS. "Tapi waktu itu ditolak, karena kami inginnya jadi PNS," ucapnya.

Tenaga honorer bolak-balik ke Jakarta untuk memperjuangkan nasib mereka, hingga kendaraan yang ditumpangi para tenaga honorer sempat mengalami kecelakaan. Beruntung mereka masih selamat, dan diberikan kesempatan untuk melanjutkan perjuangan.

Kesempatan untuk menjadi abdi negara akhirnya datang juga tahun 2023 namun bukan menjadi PNS. Eko bersama guru honorer lainnya yang sudah berusia lebih dari 50 tahun diberikan kesempatan untuk mengikuti seleksi ASN P3K.

"Kami menerima karena kami teriak ingin jadi PNS, tapi seiring waktu usia sudah semakin tua. Akhirnya Presiden Joko Widodo menyatakan semua guru honorer akan diangkat menjadi P3K, legowo saja," kata Eko.

3. Jadi ASN hanya dua tahun kurang

Ketika Tukang Ojek Jadi ASN di Penghujung Usia Pensiun(Bangkit Rizki/IDN Times)

Desember 2023 tepat di saat dirinya ulang tahun yang ke-58 akhirnya mendapat kado manis, di mana Eko menerima pengumuman lolos seleksi ASN P3K. Dia mengatakan semula ia diberi pilihan untuk mengisi guru Bahasa Inggris di SMP atau tetap menjadi guru kelas di SDN 3 Leuwigajah.

Ia akhirnya memilih tetap menjadi guru kelas karena aturan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI memperbolehkan seorang yang memiliki latar belakang pendidikan terntentu seperti Bahasa Inggris untuk menjadi guru kelas.

Setelah melalui proses panjang, Eko akhirnya resmi diangkat menjadi ASN P3K melalui SK yang diterimanya pada 25 April 2024. Ia sah menjadi ASN disisa akhir Batas Usia Pensiunnya (BUP). Eko akan pensiun pada Desember 2025 saat usianya memasuki 60 tahun.

"Jadi saya hanya punya waktu sekitar 20 bulan lebih atau 2 tahun kurang menjadi ASN," ucapnya.

Meski tergolong singkat, Eko akan tetap memberikan yang terbaik dan menjadi bagian untuk memajukan pendidikan di Indonesia melalui Kurikulum Merdeka. Ia juga berharap teman-teman seperjuangannya yang masih menjadi tenaga honorer segera diangkat menjadi ASN.

"Momentum Hardiknas ini mudah-mudahan saya diberi kesehatan sehinga bisa memajukan siswa-siswi. Saya juga kalau ada waktu senggang, kalau ada pelanggan yang mau ngojek saya tetap lakukan," katanya.

Baca Juga: May Day 2024: Kala Krisis Global Guncang Perusahaan di Kota Cimahi

Baca Juga: Dikdik Siap Lepas Jabatannya Demi Maju di Pilkada Kota Cimahi 2024

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya